Pemantau Pemilu Sebut Penerapan Prokes di TPS Cukup Baik

ORGANISASI masyarakat sipil pemantau pemilu yang terdiri dari 7 (tujuh) lembaga yakni Perludem, NETGRIT, Kode Inisiatif, KISP, Netfid, JaDI, dan Kemitraan melakukan pemantauan pemungutan suara pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

Hasilnya, dari 127 responden, 94,5%  menunjukan bahwa standar dan prosedur protokol kesehatan (prokes) covid-19 di TPS sudah sesuai yang diharapkan. Peneliti Kode Inisiatif Ihsan Maulana mengatakan berdasarkan data pada 12 Desember 2020 Pukul 20.30, terdapat 127 responden yang mengisi formulir pemantauan protokol kesehatan di TPS.

"Secara umum, hasil pemantauan dari koalisi menunjukan bahwa aspek penerapan protokol kesehatan memang baik meskipun belum terjadi di seluruh TPS yang dipantau," ungkap Ihsan, di Jakarta, Minggu (13/12).

Ihsan mencontohkan dalam penentuan lokasi TPS dibuat di tempat terbuka atau tertutup. Ddata menunjukan 63,8% relawan pemantau mendapatkan bahwa TPS dibangun di tempat terbuka. Selanjutnya, pemantauan juga menunjukan bahwa 94,5% TPS yang digunakan sudah memenuhi standar dan prosedur protokol kesehatan covid-19.

Selain itu, pemantauan menemukan bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan telah dilakukan oleh 96,9% pengawas TPS dan 93,7% saksi pasangan calon yang hadir di TPS untuk mengawasi dan mengikuti proses pemungutan dan penghitungan suara.

Kendati begitu, kerumunan tetap timbul di beberapa tempat. "Meski data pemantauan menunjukan adanya kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang baik, antrean pemilih menyebabkan terjadinya kerumunan di TPS,” ucap Ihsan.

Sebanyak 18,1% responden melihat masih terjadi kerumunan dan sebanyak 81,9% melihat tidak ada antrean pemilih yang mengakibatkan kerumunan. (P-2)