TKN Disarankan tak Terima Tawaran 02 Soal Rizieq Shihab

PENGAMAT Politik Universitas Mercu Buana, Maksimus Ramses Lalongkoe, menyarankan agar Tim Kampanye Nasional (TKN) 01 tidak menerima dan menggubris tawaran dan permintaan pihak 02 yang menginginkan agar syarat rekonsiliasi dengan 02 harus dengan memulangkan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Sebab, menurut dia, syarat itu merendahkan kredebilitas TKN apalagi Rizieq Shihab bukanlah siapa-siapa, sehingga menjadikan dia sebagai syarat rekonsiliasi.

Baca juga: Pengamat Nilai Kabinet Jokowi-Amin Mayoritas Diisi Figur Parpol

"Publik bisa saja bertanya, emangnya Rizieq Shihab itu siapa? Sehingga dia harus menjadi titik sentral proses rekonseliasi antara 01 dan 02 untuk meredahkan suasana pasca pilpres. Saya sarankan pihak TKN 01 tidak boleh gubris dengan Rizieq bila ingin lakukan rekonsiliasi sebab itu akan merendahkan kredebilitas TKN apalagi Rizieq Shihab bukan siapa-siapa," kata Ramses kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/7).

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia (L-API) ini, kasus yang menimpa Rizieq Shihab merupakan kasus personal dan tidak ada hubungan politik dengan pihak manapun, sehingga tidak boleh tunduk dengan segala macam tawaran-tawaran yang tidak masuk akal, sebab negara ini bukan tergantung Rizieq Shihab dan pengikutnya.

Bila TKN 01 mengiyakan tawaran tersebut, sambung Ramses, maka hal itu akan menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat luas. "Kalau TKN 01 terima maka 01 dianggap terllalu lugu terhadap konsensus pragmatis itu," ujar Ramses.

Ramses menduga, pihak 02 ngotot menjadikan kepulangan Rizieq sebagai syarat rekonsiliasi adalah agar terbebas dari proses hukum yang menimpanya hingga melarikan diri ke luar negeri.

"Saya duga pihak 02 ngotot menjadikan kepulangan Rizieq sebagai syarat rekonsiliasi adalah agar terbebas dari proses hukum yang menimpanya hingga melarikan diri ke luar negeri," pungkasnya. (RO/OL-6)