KRI Teluk Lada Simbol Kemandirian

Pemerintah menganggap kehadiran Kapal Perang (KRI) Teluk Lada-521 sebagai simbol kemandirian pertahanan Indonesia. Pasalnya, ungkap Menteri Pertahanan Ryami-zard Ryacudu, KRI ini ialah kapal angkut tank kedua yang dibangun di galangan PT Daya Radar Utama (DRU) setelah sebelumnya KRI Bintuni. "Kepercayaan TNI untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dengan menggandeng industri ga-langan dalam negeri ini harus disambut baik," katanya di Lampung, kemarin.

KRI Teluk Lada-521 memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut dan akan beroperasi di perairan timur Indonesia. Kapal ini memiliki panjang 117 meter, lebar 16,40 meter, dan tinggi 7,8 meter, serta mampu melaju dengan kecepatan maksimal 16 knot dan kecepatan jelajah 13 knot. Hal itu sesuai dengan rencana minimum kekuatan mendasar (MEF) TNI.

Menurutnya, momentum beroperasinya kapal perang ini membuat pemerintah, khususnya TNI, semakin optimistis meningkatkan kemampuan dan kekuatan pertahanan negara di laut. "Prinsipnya, pertahanan negara tak akan kuat tanpa ditopang alutsista (alat utama sistem senjata) yang kuat serta industri pertahanan yang mumpuni," ujarnya.

Ryamizard menuturkan, pembangunan alutsista TNI ini merupakan tuntutan kebutuhan organisasi dalam menyikapi dan mengantisipasi berbagai ancaman yang terjadi akibat adanya perkembangan lingkungan strategis. Pengadaan kapal ini juga telah sesuai dengan rencana pembangunan postur kekuatan di wilayah timur Indonesia yang memiliki nilai strategis bagi negara-negara sekitar.

Dengan masuknya KRI ini, Ryamizard meminta TNI-AL mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan timur dan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Kepada komandan KRI Teluk Lada-521 dan seluruh prajurit, kalian harus bangga terpilih menjadi pengawal KRI ini. Saya instruksikan untuk merawat kapal ini dengan penuh tanggung jawab," tegasnya. (Medcom/P-4)