Hentikan Kampanye Bergaya Sinetron

TIM Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin meminta kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menghentikan kampanye bernuansa sandiwara politik. Pasalnya, hal itu tidak mendidik masyarakat.

Hal itu disampaikan juru bicara TKN Jokowi-Amin, Irma Suryani Chaniago. Ia mencontohkan sandiwara yang kerap dipertontonkan mulai kasus kabar bohong Ratna Sarumpaet hingga yang terakhir sandiwara penolakan calon wakil presiden nomor 02 Sandiaga Uno di pasar di Kota Pinang, Sumatra Utara.

"Kami sudah beberapa kali mendapatkan fakta bahwa mereka selalu bikin sandiwara. Yang pertama, sandiwaranya Ratna Sarumpaet yang sama-sama tahu bahwa itu pasti ada sutradaranya, enggak mungkin tidak ada sutradaranya. Namun, karena sutradaranya tidak profesional, makanya ketahuan, ini sama juga dengan #sandiwarauno di pasar ketahuan karena sutradaranya enggak andal," kata Irma di Posko Cemara, Menteng, Jakarta, kemarin.

Irma menilai sandiwara yang dilakukan kubu Prabowo-Sandiaga merupakan sandiwara yang tidak mendidik. "Itu kelihatan sekali permainan playing victim-nya," ujar politikus Partai NasDem ini.

Saat berkampanye di pasar Kota Pinang, Selasa (11/12), Sandiaga disambut poster penolakan. Poster dari kertas karton putih yang dipasang di depan salah satu kios itu bertuliskan 'Pak Sandiaga Uno, sejak Kecil Kami sudah Bersahabat, Jangan Pisahkan Kami Gara-Gara Pilpres. Pulanglah!!!'

Dalam rekaman video yang beredar tampak koordinator media tim Sandiaga, Yuga, melarang seseorang yang hendak mencopot poster tersebut. Tagar #sandiwarauno pun melejit di jagat Twitter.

Dari Cilacap, Jawa Tengah, kemarin, cawapres Sandiaga Uno membantah rekayasa dalam penolakan terhadap kampanyenya di Labuhanbatu. "Lihat saja sendiri, masyarakat bisa melihat tidak ada yang direkayasa. Semuanya apa adanya," tegasnya.(Mal/LD/X-4)