Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PANGLIMA TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa dan aparatur sipil negara (ASN) agar tidak menjadikan negeri ini ajang konflik agama. Ia mengajak seluruh ASN berperan aktif dalam mencegah maraknya provokasi dan adu domba di tengah masyarakat.
Penegasan itu disampaikan dalam pengarahannya kepada ASN Inspektorat Jenderal Kementerian Agama bertema Peneguhan Pancasila bagi Aparatur Sipil Negara, di Jakarta, Rabu (31/5).
"ASN harus bisa mengajak seluruh masyarakat dalam menghapus sentimen negatif atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)," tegasnya.
Menurutnya, setiap agama pasti mengajarkan kebaikan sehingga tidak ada alasan menjadikan agama sebagai alat permusuhan dan perpecahan.
"Saya seorang muslim, di dalam agama saya, Islam adalah agama yang paling baik. Namun, di agama lainnya, mereka juga berpikir yang paling baik. Jadi tidak usah diperdebatkan tentang perbedaan agama. <>Lakum diinukum waliyadin (untukmu agamamu, untukku agamaku). Semua agama mengajarkan perdamaian dan kebaikan. Jangan menjadikan negeri ini ajang konflik agama."
Di hadapan jajaran pimpinan Kementerian Agama se-Indonesia, Panglima mengingatkan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup harus menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Cara beragama di Indonesia sudah ditetapkan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Bila tidak ada Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu, itu bukan Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, Gatot menyampaikan saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan kompetisi global. Dalam menghadapi tantangan itu, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa pemenang, bukan bangsa pecundang. Untuk itu, Indonesia harus siap menghadapi berbagai tantangan dan peluang di era globalisasi.
Kompetisi yang tadinya antarnegara, sambungnya, kini menjadi antarmanusia. "Inilah salah satu kompetisi global," tandasnya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menambahkan, di tengah tantangan yang kompleks, ekspektasi publik semakin besar kepada Kemenag karena mengemban amanah mengelola urusan agama.
Dia ingin membangun optimisme di semua kalangan bahwa mayoritas bangsa Indonesia masih mempunyai komitmen terhadap Pancasila, NKRI, <>Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.
"Ketahanan bangsa Indonesia saat ini tidak terlepas dari warisan yang dirumuskan para pendiri bangsa. Warisan tersebut dicetuskan dari budaya dan identitas lokal Indonesia sebagai bangsa religius dan agamais. Pancasila adalah pengejawantahan dan wujud manifestasi nilai-nilai agama." (Gol/Ant/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved