Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PRESIDEN Joko Widodo membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Unit kerja ini diyakini bakal lebih maju ketimbang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4) di zaman Orde Baru.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyatakan zaman sudah jauh berubah, maka pembinaan terhadap penerapan ideologi Pancasila juga harus berubah.
"Tantangan yang dihadapi bangsa ini berubah, dunia berubah, kemudian metode pendidikan pembelajaran juga berubah. Saya yakin juga banyak inovasi yang akan dikembangkan lembaga ini," kata Pratikno di depan Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Gambir, Jakarta Pusat, kemarin (Kamis, 1/6).
Namun, UKP-PIP belum terbentuk sehingga rumusan detail programnya belum ada. Dalam waktu dekat, unit kerja itu bakal mewujud dan bekerja.
Unit kerja ini nantinya akan berisi berbagai tokoh dari masyarakat ataupun agama sebagai dewan pengarah.
"Nanti kelembagaannya terdiri atas dewan pengarah dan eksekutif. Dewan pengarah komponennya ada tiga, yakni ada negara, ada tokoh masyarakat, ada tokoh agama. Jadi, kira-kira ada sembilan orang," imbuh Pratikno.
Lembaga baru itu ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang terintegrasi dengan program-program pembangunan, termasuk pengentasan masyarakat dari kemiskinan, pemerataan kesejahteraan, dan berbagai program lainnya.
Unit kerja itu akan menyesuaikan kerja dengan situasi saat ini termasuk dengan perkembangan teknologi dan model pendidikan.
"Nanti kita lihat saja rencana program dari lembaga ini, tentu saja situasi berubah, tantangan banyak berubah, kemudian pengembangan teknologi, media, model pembelajaran juga banyak berubah dan tentu saja banyak hal yang saya yakin banyak perubahan dari P4 tadi," jelas Pratikno.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menetapkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila sebagai salah satu rangkaian dalam peringatan hari lahir Pancasila.
"Lembaga baru ini ialah kepanjangan tangan saya yang bersama seluruh komponen bangsa memperkuat pengamalan Pancasila yang menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan," kata Presiden Jokowi dalam sambutan upacara peringatan hari lahir Pancasila di Gedung Pancasila Jakarta, kemarin.
Tidak memahami
Presiden kelima Megawati Soekarnoputri dalam lawatannya ke Korea Selatan untuk membicarakan upaya reunifikasi dua Korea dan menghadiri Forum Jeju untuk Perdamaian dan Kemakmuran (Forum Jeju for Peace and Prosperity) menyampaikan Pancasila saat ini tidak disosialisasikan dengan benar.
Megawati menilai masyarakat, khususnya generasi muda, tidak memahami makna dari lahirnya Pancasila. "Bangsa ini sudah mengalami sebuah dekade, yang Pancasila tidak disosialisasikan lebih benar kepada masyarakat Indonesia," ujar Megawati.
Megawati menilai konsep Pancasila menjadi sangat penting. Jika diterapkan oleh negara-negara beradab, Pancasila dapat menjamin terciptanya perdamaian dunia.(Nov/Nur/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved