Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pancasila Perekat Indonesia

Haufan Hasyim Salengke
02/6/2017 09:02
Pancasila Perekat Indonesia
(Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama dengan para menteri Kabinet Kerja seusai peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta---ANTARA/Puspa Perwitasari)

PRESIDEN Joko Widodo menegaskan kodrat bangsa Indonesia ialah keberagaman yang dipersatukan nilai-nilai luhur Pancasila. "Berbagai etnik, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan, dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah kebhinnekatunggalikaan kita,'' ujar Presiden Jokowi dalam sambutan upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, kemarin (Kamis, 1/6).

Upacara ini merupakan yang pertama setelah 71 tahun kemerdekaan Indonesia. Presiden mengatakan upacara ini dilaksanakan untuk semakin meneguhkan komitmen seluruh komponen bangsa agar lebih mendalami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Jokowi, pemahaman terhadap Pancasila perlu terus ditingkatkan. Selain itu, pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila juga perlu dihayati dan diimplementasikan masyarakat.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa kehidupan berbangsa dan persatuan NKRI selalu diuji dan mendapat tantangan. Sikap intoleran dan tentangan terhadap ideologi Pancasila diperburuk oleh penyalahgunaan media sosial, berita bohong, dan ujaran kebencian. Itu berpotensi mengadu domba masyarakat.

"Kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara," ujar Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan bahwa pemerintah pasti akan menindak tegas setiap pihak atau organisasi yang mengusung paham-paham yang anti-Pancasila dan intoleransi, tak terkecuali komunisme.

Mendagri Tjahjo Kumolo menegaskan tanpa persatuan di bawah naungan Pancasila, sulit bagi bangsa Indonesia bisa menjaga kohesivitas dan melanjutkan gerak maju pembangunan.

"Kalau sila-sila Pancasila ini kita ambil intinya, saya yakin bangsa Indonesia akan utuh dan kukuh dalam membangun bangsa ke depan," ujar Tjahjo pada upacara Hari Lahir Pancasila di Kantor Kemendagri, Jakarta, kemarin.

Komunitas Pancasila
Komunitas masyarakat yang menyatakan pendukung Pancasila mulai bermunculan. Setelah Forum Advokat Pengawal Pancasila, muncul Dokter Bhinneka Tunggal Ika (DBTI) dan Komunitas Bulu Tangkis Indonesia (KBI) yang menegaskan sikap mendukung empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

DBTI yang beranggotakan 60 guru besar dan 500 dokter ini mengeluarkan petisi kebangsaan di Jakarta, kemarin. Salah satu penggagas DBTI, Farid M Aziz, mengatakan gerakan moral ini untuk menyuarakan keprihatinan terhadap gejala awal perpecahan akibat intoleransi dan radikalisme.

Para legenda bulu tangkis Indonesia mengikrarkan janji untuk tetap setia mendukung empat pilar kebangsaan. "Meluasnya penyebaran pesan-pesan bernada kebencian, hasutan tindak kekerasan dengan mengatasnamakan agama ialah gejala yang tidak bisa kita anggap enteng," ujar Ketua KBI Tan Joe Hok.(Ant/Rul/Ind/Deo/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya