Pemilu 2024 Era Memilih Pemimpin Futuristik

KRISIS multidimensi yang seakan tidak berujung menghujam kondisi negara-negara di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Dengan faktor inilah diperlukan kepemimpinan futuristik. Pemimpin yang teruji dengan tekanan dan ujian dinamika yang kompleks dalam perjalanan hidupnya dari sejak muda.

Selain itu, pemimpin yang terbiasa dengan kerja-kerja kolaboratif, yang melibatkan diri dengan berbagai kelompok latar belakang, intuisi kedaruratan, kemampuan operasional di daerah perkotaan ataupun wilayah dengan serba keterbatasan. Pemimpin yang memahami situasi dinamika persoalan, dapat menggunakan teknologi untuk kesadaran situasional, mengintegrasikan kekuatan kolaboratif, dan berinteraksi dengan ramah terhadap media massa.

Tuntutan era kontemporer menuntut pentingnya kemampuan intelektual dan kognitif yang dapat membuat keputusan dengan cepat. Utamanya dalam kondisi yang tidak biasa di tengah situasi yang lebih besar ambiguitas, dan ketidakpastian yang tidak dialami oleh sosok pemimpin di masa lalu. 

Maka, pengambilan keputusan dalam kondisi darurat sekalipun membutuhkan beberapa kompetensi intelektual yang mendukung situasi dan kondisi zamannya, yaitu; penguasaan pola, kemampuan untuk mendapatkan pemahaman situasional, mengelola mental sebaik mungkin, berpikir kritis, dan tentunya kemampuan beradaptasi dalam segala situasi. 

Pemimpin terbangun oleh pemikiran yang multi perspektif dan pengetahuan global dalam mengolah dan mencerna informasi sebagai pengambilan keputusan, terutama dalam ruang lingkup yang tidak dikenalnya. Dengan begitu sosok ini akan senantiasa menjadi pembelajar sepanjang masa, dan menjadi sosok guru bagi siapapun karena kerelaan berbagi pengalaman terutama kepada para pemimpin masa depan. Keteladanan ini merupakan bentuk sikap tentang 'cara berpikir kritis, dan bukan apa yang harus dipikirkan'.

Kemampuan strategis dan teknis

Merujuk pada kondisi perkembangan global yang sangat dinamis, sehingga sangat diperlukan adaptasi skill kepemimpinan dalam menghadapi lingkungan dunia yang kontemporer, yakni dengan dihadapkan pada tuntutan kemampuan intelektual dan kognitif multipersektif. 

Para pemimpin masa depan ini dituntut untuk senantiasa belajar sepanjang hayat agar memiliki kemampuan strategis dua tingkat di atas. Selain itu juga memiliki kemampuan teknis serta taktis dua tingkat di bawah para staf maupun anggota serta koleganya. Ia akan senantiasa menjaga dan meningkatkan keterampilan operasional khusus sesuai jenjang kesejahteraan dan karir (jahrir), dan passion pemimpin masa depan sebagai solusi dalam dinamika kebangsaan. Misal ia lahir dalam kalangan militer, aktivis, politisi, birokrat, pengusaha dan lainnya, tentunya kesemuanya itu dibutuhkan keterampilan operasional dalam menghadapi dinamika kepemimpinan global. 

Selain itu, sosok kepemimpinan futuristik diharapkan dapat membangun multiperspektif dan pengetahuan global. Sebab, kita lihat saja apa yang terjadi dalam dinamika global seperti perang Rusia dan Ukraina, Indonesia sudah mulai merasakan dampaknya dalam percaturan politik maupun berimbas pada ketahanan pangan dan energi nasional.

Begitu juga kehadiran pandemi covid-19 sejak 2019. Kita dahulu beranggapan bahwa suguhan adegan-adegan film produksi Hollywood tentang film mengisahkan virus ebola, zika dan virus-virus berbahaya sekaligus mematikan lainnya, seakan seperti adegan fiksi dan imajinatif belaka. Namun, setelah kita rasakan langsung sungguh luar biasa sehingga sangat diperlukan multiperspektif dan pengetahuan global dalam penanganannya. 

Tidak cukup hanya pendekatan medis umum, namun diperlukan multidisiplin ilmu lainnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkuat kerja sama dengan multi lembaga seperti perguruan tinggi, peneliti, dan aparatur lainnya termasuk optimalisasi hubungan kerja sama sipil dan militer.

Kondisi politik

Becermin kondisi politik dalam negeri yang dihadapkan pada pesta demokrasi pemilu serentak 2024, hal ini tentulah menguras energi dan konsentrasi super ekstra terkait dinamika yang akan terjadi. Sebab penyelenggaraan pesta demokrasi di masing-masing wilayah akan membutuhkan dinamisator dan stabilisator tokoh-tokoh lokal, dalam mengkanalisasi konflik yang akan terjadi guna meminimalisasi menjadi sebuah ancaman nasional.

Dengan begitu sangat diperlukan pemahaman komprehensif dan holistik kondisi daerah masing-masing sebagai pemimpin masa depan, agar tidak terjadi guncangan politik yang merugikan kepentingan nasional. Sebab, berdasarkan dampak pada kondisi ekonomi dan politik yang ada, tentunya ini akan berimplikasi pula pada kondisi sosial masyarakat di seluruh penjuru negeri. 

Ekonomi sulit dan situasi politik yang memanas akan mempengaruhi kondisi psikologis maupun kehidupan masyarakat. Kondisi semua itu menjadi indikator kewaspadaan nasional bahwa kita dalam kondisi sedang tidak baik.

Pada identifikasi problematika yang akan dihadapi, terutama pada kontestasi pemilu serentak 2024, Indonesia sangat membutuhkan profil pemimpin masa depan dengan karakteristik sebagai pemimpin futuristik. Pemimpin yang bukan hanya memahami kepemimpinan berdasarkan teori-teori kepemimpinan sederhana dengan kemampuan retorika belaka. Apalagi hanya teori kemampuan dasar kepemimpinan seperti planning, controlling dan evaluasi saja, namun harus dimaknai lebih dalam konsep dasar teori kepemimpinan secara hakiki. 

Pemimpin futuristik

Sebab, dinamika yang begitu kompleks membawa pada tuntutan pembentukan kepemimpinan yang akan datang. Dia harus dapat membaca dinamika kemarin dan saat ini sebagai pedoman untuk terus adaptif dimasa yang akan datang. Dengan demikian diperlukan sosok pemimpin futuristik dalam menggapai harapan bangsa Indonesia maju, makmur, adil, dan sentosa.

Menurut Berliana Kartakusumah dalam buku Pemimpin Adiluhung: Genealogi Kepemimpinan Kontemporer (2006) menyatakan bahwa kader adalah sekelompok orang yang terorganisasi secara terus-menerus dan menjadi tulang punggung bagi kesatuan kelompok yang lebih besar. 

Oleh karena itu, ciri seorang kader pemimpin futuristik harus didasari oleh tujuan inti yang jelas, dan memiliki daya imajinasi jauh ke depan dengan melihat jauh dinamika yang telah dan akan terjadi. Hal ini akan dapat menilai kesuksesan kepemimpinannya dilihat dari dampak dan warisan yang ia tinggalkan.

Pemimpin seperti itu akan berdampak positif tidak hanya kepada organisasi, tetapi juga kepada tim yang dipimpinnya. Maka, ia harus memberikan tujuan yang jelas di dalam misi yang sedang dilakukan. Caranya dengan menjelaskan tentang apa alasan di balik tugas atau misi yang dilakukan oleh anggota atau komunitasnya, dengan mengkomunikasikan berbagai hal kepada para bawahannya dan menentukan prioritas. 

Berikutnya dengan mampu membangun sebuah tim yang solid melalui rasa saling percaya. Kepercayaan yang dimiliki pemimpin harus terlebih dahulu mencontohkan bahwa ia memiliki kepribadian yang layak untuk diikuti oleh anggota yang lain. Hal yang paling mendasar adalah; ia merupakan sosok pemimpin yang berproses dari waktu ke waktu dengan tempaan yang panjang dan berkelanjutan. 

Ibarat pandai besi, pisau yang ditempanya dengan waktu yang panjang dan berkelanjutan akan menghasilkan bilah tajamnya dan kokoh bila siap digunakan. Sebab sosok pemimpin ini akan teruji melalui contoh dan perbuatan yang dilakukannya, maka itu akan menumbuhkan iklim kepercayaan pada masyarakatnya.

Karena pemimpin masa depan yang cakap dalam mengelola tim yang solid dan kompak, akan menciptakan lingkungan yang positif untuk bisa mendorong kerja-kerja kolaboratif, bukan kerja kelompok semata apalagi kerja klaim individual belaka. Maka, lingkungan kepemimpinan yang seperti itulah yang dibutuhkan dan diperlukan, agar bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik di dalam menakhodai kepemimpinan negara dalam multikrisis yang dihadapi. 

Pemimpin futuristik akan sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan atau interaksi dengan anggota lainnya untuk memastikan komitmen, kepatuhan, dan tujuan bersama. Menciptakan sebuah pemahaman bersama artinya memastikan setiap anggota telah memahami apa yang perlu dilakukan, bukan sekadar membanggakan perolehan prestasi individunya. 

Dengan begitu setelah terbangun keyakinan untuk suatu pemahaman bersama, seluruh anggota, dan koleganya yang terbangun dengan multi kemahiran serta kedisiplinan yang dibangun dan dilatih secara terus-menerus, akan mempengaruhi lainnya untuk mengambil inisiatif sebagai bentuk kreatifitasnya. 

Kemudian, ciri pemimpin ini akan menunjukkan keberanian mengambil risiko dengan bijaksana dengan menilai dan mengelola risiko. Selain itu membuat keputusan yang baik tentang pengalokasian sumber daya, dan memastikan bahwa peluang berhasil lebih besar daripada risiko yang bisa terjadi di masa depan. 

Hal itu sebagai cerminan kekuatan pemimpin dalam kejujuran, ketauladanan dan ketegasan untuk manajerial dan pengendalian kerjanya, yang mana merupakan sebuah perpaduan antara kekuatan dan kemampuan pemimpin dalam pengendalian diri yang penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. 

Dengan demikian seluruh perkataan, pikiran, dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau kepada setiap anggota organisasinya. Selamat memilih pemimpin futuristik di era demokrasi pemilu serentak 2024.