Persiapkan Olahraga Nasional sejak Hulu

OLAHRAGA menjadi salah satu sektor yang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai upaya dilakukan agar setiap atlet Indonesia bisa mencetak prestasi. Tidak hanya di dalam, juga di luar negeri.

Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Warsito menjelaskan wujud komitmen pemerintah dalam memajukan olahraga nasional ialah telah terbentuknya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

"Inilah arah bagaimana pemerintah berkomitmen memajukan olahraga nasional dengan empat pilar utama, yaitu olahraga pendidikan, olahraga masyarakat, olahraga prestasi, dan olahraga industri," kata Warsito, baru-baru ini.

Baca juga : Makanan Bergizi Gratis sebagai Upaya Memutus Rantai Masalah Gizi

Warsito menyampaikan empat pilar yang telah termaktub dalam DBON tersebut menjadi acuan penting dalam strategi pemajuan olahraga dan menuju masyarakat Indonesia yang bugar. Itu juga diharapkan menjadi acuan membentuk atlet berprestasi untuk menyongsong Indonesia emas 2045.

Untuk memajukan olahraga, pemerintah mendukung mulai hulu ke hilir. Dari hulu, pemerintah mempersiapkan pembinaan olahraga prestasi sejak dini. Bibit-bibit atlet muda sejak sekolah ketika memiliki potensi besar akan dilirik Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud-Ristek untuk kemudian difokuskan dalam pembinaan prestasi.

"Ini benar-benar mendapatkan pendidikan dan pelatihan ketika talenta keolahragaan muncul. Nanti kita koordinasikan dengan Puspresnas di Kemdikbud-Ristek untuk menggali potensi talenta muda yang nanti ini linear dalam kancah global," kata Warsito.

Baca juga : Memperkuat Partisipasi Publik Cegah Kriminalisasi Pejuang Lingkungan

Bila talenta muda sudah terlihat, akan terus dikawal dan dibina sampai hilirnya bisa meraih prestasi terbaik sampai bisa berkancah di tingkat nasional hingga global. Dia menerangkan, melalui Puspresnas, Kemendikbudristek akan mengawal sekolah atau kampus benar-benar fokus melakukan pembinaan untuk memetakan talenta muda.

"Juga akan diberikan afirmasi beasiswa baik siswa menengah atau perguruan tinggi untuk memberikan kelonggaran afirmasi sehingga mereka bisa terus melanjutkan studi. Mendorong adanya perguruan tinggi khusus atlet sehingga tidak tertinggal dari pendidikan," jelas dia.

Selain itu, Warsito menerangkan, nantinya melalui DBON implementasi akan diturunkan ke daerah melalui Desain Besar Olahraga Daerah (DBOD) hingga tingkat kabupaten/kota. Dengan demikian, pengawalan talenta muda akan terus dilakukan penuh dari pemerintah pusat hingga daerah.

Baca juga : Pilkada Jadi Ujian Demokratisasi Pemerintahan Prabowo

 

Pencapaian di Olimpiade 

Warsito juga mengomentari capaian kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Menurutnya, prestasi yang diraih Indonesia sudah sangat baik, yaitu peringkat ke-39 dengan total dua medali emas dan satu perunggu.

Baca juga : Saatnya Bekerja

"Terkait dengan capaian saat ini kita tetap bersyukur dan sangat bangga atas capaian putra-putri kita dalam Olimpiade. Kita nomor dua di bawah Filipina untuk negara ASEAN. Ini suatu yang sangat penting. Tentu kita tidak terlena dan terus mendorong memotivasi atlet kita untuk meningkatkan prestasinya," ujar Warsito.

Raihan dua emas dari Paris itu juga menjadi sejarah baru karena didapat bukan dari bulu tangkis, melainkan cabang olahraga angkat besi dan panjat tebing.

Cabang lain pun diyakini bisa mengikuti jejak angkat besi, panjat tebing, dan bulu tangkis. Menurut Ketua Umum KONI Marciano Norman, panahan berpotensi menjadi penyumbang emas di Olimpiade, setelah pada Olimpiade Seoul 1988 menjadi penyumbang medali Olimpiade pertama bagi Indonesia.

Indonesia juga bisa berharap kepada atletik, senam, menembak, dan renang mengingat keempat cabang olahraga itu mempertandingkan nomor pertandingan yang banyak.

"Kalau saja kita bisa rebut dua, tiga, satu (medali), mereka pun juga ikut memberikan kontribusi medali kepada kontingen Indonesia sehingga perolehan medali kita yang naik secara signifikan juga akan mengangkat peringkat itu secara signifikan," kata Marciano.

 

Sejarah baru PON

Tahun ini, Indonesia juga sibuk dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional 2024. Ajang empat tahunan itu untuk pertama kalinya digelar di dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumatra Utara (Sumut). Pembukaan berlangsung di Banda Aceh pada Senin (9/9) dan penutupan di Deli Serdang pada Jumat (20/9).

Jawa Barat mencetak hattrick karena untuk kali ketiga sejak PON 2016, provinsi itu mampu menyabet gelar juara umum. Mereka berhasil meraih 195 emas, 163 perak, dan 182 perunggu. Jakarta menempati peringkat kedua dengan menorehkan 184 emas, 150 perak, dan 145 perunggu. Mereka diikuti Jawa Timur di posisi ketiga dengan mengantongi 146 emas, 136 perak, dan 143 perunggu.

Sumut menempati peringkat keempat dengan meraih 79 emas, 59 perak, dan 116 perunggu dengan total 254 medali. Aceh di urutan keenam dengan meraih 65 emas, 48 perak, dan 79 perunggu dengan total 192 medali.

Pemecahan rekor baru juga kembali terjadi di PON kali ini. Menurut Dito, beberapa rekor yang dipecahkan itu di antaranya dari cabang atletik tujuh rekor nasional dan 21 rekor PON, renang satu rekor nasional dan 17 rekor PON, selam kolam terdapat tujuh rekor nasional dan enam rekor PON, serta angkat berat sebanyak dua rekor PON.

Meski demikian, PON Aceh-Sumut juga menyisakan beberapa hal yang harus dievaluasi pemerintah. Sejumlah masalah yang muncul antara lain venue belum rampung pembangunannya, ada atlet yang tampil saat masih kena larangan untuk berkompetisi, dan wasit yang dianggap berpihak.

Catatan itu harus menjadi perhatian untuk penyelenggara PON 2028 yang akan berlangsung di NTB dan NTT. Keberhasilan PON pasti akan menjadi barometer untuk penyelenggaraan ajang olahraga lainnya. Selain itu, torehan prestasi atlet di PON diharapkan bisa berlanjut ke ajang yang levelnya lebih tinggi. (Ant/Z-6)