Oegroseno Siap Jadi Bakal Kandidat Ketua Umum KOI

Oegroseno mengaku tertarik menjadi ketua umum KOI periode 2019-2023 karena ingin membenahi komunikasi antara KOI, KONI, dan pemerintah yang dinilainya masih carut-marut.

Contohnya persoalan dualisme kepemimpinan di PTMSI yang terjadi sejak 2013 tidak kunjung selesai hingga kini dan tentunya menghambat perkembangan tenis meja di Tanah Air.

Oegroseno melihat bahwa penerapan Undang-Undang (UU) no 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional masih belum dilaksanakan dengan baik sehingga masih terjadi dualisme di antara pemimpin cabor.

"Seharusnya para pemimpin ini tak perlu ada dualisme dalam tubuh cabor. Hal itu bisa djjembatani asalkan koordinasi KOI dan KONI berjalan secara baik," ujar Oegroseno kepada Media Indonesia, Sabtu (5/10).

Kurangnya komunikasi antar stake holder olahraga inilah yang akan menjadi perhatian khusus Oegroseno jika nantinya terpilih sebagai ketua umum KOI.

"Komunikasi hanya berjalan dalam event besar saja. Maka, saya ingin komunikasi yang baik itu di bangun, jadi kita melayani, mengayomi, para atlet," ucap Oegroseno.

Ia pun berencana ingin melanjutkan visi misi yang dicanangkan kepemimpinan terdahulu, Erick Thohir yang dirasa masih belum rampung.

"Apa yang dicita-citakan Pak Erick akan kita teruskan. Dan saya coba meningkatkan paparan dan visi misi Pak Erick dulu dan kami tambah lagi ya," ujarnya.

Dengan majunya Oegroseno menjadi bakal calon ketua umum KOI, telah ada dua bakal calon yang maju untuk menjadi orang nomor satu di KOI.

Oegroseno nantinya bakal bersaing dengan Raja Sapta Oktohari yang telah mendeklarasikan diri sejak Selasa, (24/9). (OL-09)