Kisah Menarik di Balik Megahnya Stadion Luzhniki

TIM Nasional (Timnas) Prancis dan Kroasia akan dipertemukan di final Piala Dunia 2018. Pertandingan penentu gelar jawara kompetisi empat tahunan ini akan berlangsung di Stadion Luzhniki, Moskow, Minggu (15/7) malam.

Stadion yang awalnya bernama Central Lenin Stadium ini merupakan stadion terbaik dan termegah milik tuan rumah Rusia. Nama stadion baru diubah menjadi Luzhniki pada tahun 1992, sesuai lokasi berdirinya stadion.

Stadion yang dibangun pada tahun 1956 itu memiliki kisah-kisah menarik yang melingkupi keberadaannya. Salah satunya tentang pembangunannya yang tak lepas dari motif politik Uni Soviet di era 1950-an.

Pada waktu itu, Uni Soviet sedang gencar-gencarnya beradu siapa yang paling unggul melawan Amerika Serikat. Segala bidang pun jadi arena pertarungan, termasuk olahraga. Olimpiade Helsinki 1952 jadi ajang pertama atlet-atlet utusan negeri Tirai Besi itu untuk unjuk gigi. Di luar dugaan, mereka berhasil menempati peringkat kedua perolehan medali dengan 22 emas.

Meningkatnya minat menjadi atlet di seluruh negeri membuat pemerintah memutuskan untuk membangun kompleks pelatihan berskala raksasa dan bertaraf internasional. Tujuan lainnya, tentu saja untuk menyaingi pencapaian negara-negara Blok Barat.

Stadion Luzhniki juga pernah menampung lebih dari 100 ribu penonton ini mengalami dua kali renovasi, mengingat usia stadion yang menua. Pertama, dilakukan tahun 1991 yang mencakup pemasangan atap, serta perbaikan tempat duduk. Dari perbaikan tersebut, kapasitas stadion menjadi berkurang, yakni hanya mampu menampung 81 ribu orang.

Peremajaan untuk kedua kali dilakukan pada tahun 2013-2017 saat Rusia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia. Perbaikan besar-besaran pun dilakukan. Trek atletik dihilangkan serta penambahan tribun atas. Kini, stadion yang sempat digunakan untuk upacara penutupan dan pembukaan Olimpiade musim panas 1980 itu mampu menampung 78 ribu penonton. (OL-7)