Seniman Juga Membutuhkan Literasi Keuangan

LITERASI keuangan sangat dibutuhkan seniman. Pasalnya, ada kalanya, mereka tidak produktif berkarya sehingga membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik agar memiliki kestabilan finansial.

Salah seorang seniman seni rupa, Muhammad Yakin, misalnya, mengaku pernah mengalami masa-masa vakum berkarya selama setahun, yaitu pada 2023. Beruntung, ia telah memiliki pengelolaan keuangan yang baik sehingga dirinya tetap bisa memenuhi kebutuhan harian dan ekonominya tetap stabil.

Baca juga : Seniman Juga Membutuhkan Literasi Keuangan

Saat itu, dirinya merasa tidak mempunyai ide untuk berkreasi. "Hari-hari itu (saat tidak menghasilkan karya pada 2023) banyak saya habiskan untuk mengulik tentang konsep sebuah karya hingga berdiskusi dengan kurator," terang dia dalam diskusi The Arftul Balance: Kreatif Menciptakan Karya, Bijak Mengelola Keuangan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada, Sabtu (21/6) sore. 

Kevakuman berkarya tersebut hanya berlangsung selama setahun. Setelah itu, Yakin pun menjadi juara dalam UOB Painting of the Year (POY) 2024. "Setelah menang, hasilnya sebagian saya tabung dan investasikan, seperti untuk membeli saham dan deposito," ungkap dia.

Seniman lulusan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta ini pun  mengakui pentingnya literasi keuangan. Dengan literasi keuangan yang baik, ia menjadi lebih tenang dalam berkarya karena memiliki stabilitas ekonomi.

Baca juga : BNI terus Perkuat Ekosistem Keuangan Digital Perguruan Tinggi

Ia mengaku, setelah menjadi pemenang POY, dirinya semakin banyak mendapat tawaran pameran, baik dari dalam maupun luar negeri. Ia semakin membutuhkan penataan pengelolaan seni dan penataan keuangan.

Bagi seniman Iqi Qoror, seniman bisa merasionalkan saat berkesenian, termasuk bagi seniman seni rupa. "Dengan merasionalkan itu, seniman bisa memiliki keseimbangan (baik dalam berkesenian maupun keuangan)," terang Finalis UOB Painting of the Year 2024.

KESTABILAN EKONOMI
Portolio, Counselor, UOB Indonesia, Donny Dwi Christian menegaskan, perencanaan keuangan sangat penting untuk penting bagi seorang seniman. Dengan itu, mereka bisa mengatur keuangan dan memiliki kestabilan ekonomi.

Ia mengatakan, dalam mengelola keuangan, kita harus memiliki dana darurat yang besarnya bisa untuk mencukupi kebutuhan hingga 12 bulan ke depan. "Kita harus sudah memiliki perhitungan pengeluaran rutin dan insidentil setiap bulan hingga 12 bulan ke depan," terang dia.

Selanjutnya, ketika hendak berinvestasi, juga harus paham risiko dan kinerja instrumen investasi. Dalam memilih instrumen investasi jangan tergiur dengan jalan instan, mendapat imbalan balik yang besar dalam tempo yang sangat singkat.

Dengan memiliki tabungan dan investasi yang aman, kata dia, seniman bisa memiliki stabilistas ekonomi yang baik. Kebutuhan ekonomi bisa dicukupi dengan baik.

KOMPETISI POY
Head of Strategic Communications and Brand, UOB Indonesia, Maya Rizano menyampaikan, UOB konsen memberikan literasi keuangan kepada masyarakat, dalam hal ini untuk seniman. Di saat bersamaan, pihaknya juga memiliki program UOB Painting of the Year (POY) yang diselenggarakan setiap tahun.

Pendaftaran karya untuk kompetisi 15th UOB POY dibuka mulai 8 Mei hingga 2 Agustus 2025 melalui situs UOBandArt.com. Para pemenang kompetisi 15th UOB POY (Indonesia) akan diumumkan pada acara penghargaan yang digelar pada 15 Oktober 2025. 

Pemenang utama dari Kategori Seniman Profesional akan mewakili Indonesia untuk bersaing dengan pemenang dari Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam dalam memperebutkan gelar UOB Southeast Asian Painting of the Year serta kesempatan mengikuti residensi seni di luar negeri. 

Pemenang UOB Southeast Asian Painting of the Year akan diumumkan pada 12 November 2025 di Singapura. "UOB percaya bahwa dengan terus mendukung dunia seni, kita turut serta dalam merawat warisan budaya sekaligus menyalakan inspirasi bagi generasi masa depan.” tutup Maya. (E-2)