Hujan Turun hingga Awal 2017

MASYARAKAT, khususnya di perkotaan dan dataran tinggi, diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah pada sore hari. Hujan lebat yang turun hingga dua pekan ke depan meski dengan durasi singkat dapat menyebabkan genangan bahkan banjir bandang.

"Dalam beberapa pekan ke depan hingga periode awal 2017, sebagian wilayah Indonesia akan memasuki puncak musim hujan. Masyarakat agar lebih waspada terhadap dampak yang ditimbulkan," kata Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yunus S Swarinoto melalui pesan singkatnya, kemarin.

Kejadian itu, lanjutnya, dipicu kondisi atmosfer yang sangat labil di wilayah Indonesia. Ada beragam fenomena, mulai daerah pertemuan angin hingga dipicu atmosfer skala lokal (topografi) ataupun yang lebih luas lagi. "Terlebih, cuaca ekstrem yang belakangan terjadi semakin meningkatkan kejadian bencana hidrometeorologi, antara lain banjir bandang di Bandung dan Aceh, tanah longsor di Garut, serta angin kencang di Kalimantan Selatan," tambah Yunus.

Di tempat terpisah, pendapat yang sama disampaikan Kepala Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiyono. "Masyarakat waspada terhadap genangan, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan lainnya," ujar Djoko.

Warga di sejumlah desa di Kabupaten Bandung Barat mengadakan ronda malam pascakeluarnya surat dari PT Indonesia Power (Kamis,10/11) terkait dibukanya pintu air 3 Waduk Saguling. Di Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, jumlah bangunan rumah yang terendam banjir bandang mencapai 1.029 unit.

Di Jambi, banjir akibat meluapnya sejumlah anak sungai menyusul tingginya intensitas hujan sepekan terakhir, mulai merendam 300 unit rumah di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Di sisi lain, angin puting beliung yang melanda Desa Wanasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, merusak penggilingan padi. BPBD Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melaporkan volume air sejumlah sungai sudah menurun. (Mut/DG/AT/BB/SL/JI/CS/X-7)