Sisa Bordir Cemari Sungai Ciwulan

SUNGAI Ciwulan yang mengalir di wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tercemari limbah kain dari industri bordir dan konveksi. Kampung Leuwibudah, Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, menjadi kawasan terdampak paling parah. Selain potongan kain dan bordir, tumpukan styrofoam menghambat aliran air. "Aliran sungai juga menjadi sangat kotor karena ada penambangan pasir di hulu Ciwulan. Kami hanya bisa pasrah dan tetap mencuci dan mandi di sungai ini karena belum ada penggantinya," kata Firman, warga.

Banyaknya limbah kain dan bordir, lanjut Ketua Forum Relawan Bencana Tasikmalaya, Yayan Andriansyaha, terjadi karena para perajin tidak memiliki sarana pembuangan sampah. "Pemerintah kota tidak menyiapkan bak sampah sehingga perajin mengambil cara pintas membuangnya ke sungai." Dirjen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hilman Nugroho mengakui dari 17 ribu DAS di Indonesia, 108 di antaranya dalam kondisi memprihatinkan. Bahkan, sebanyak 15 DAS kini telah berada di ambang kritis dan perlu penanganan segera. "Pemulihan degradasi lahan kritis DAS butuh waktu 30-48 tahun," tuturnya di Sukabumi, akhir pekan lalu.