269.014 Wisatawan Kunjungi Sleman selama Libur Isra' Mikraj dan Imlek

JUMLAH wisatawan yang berkunjung di berbagai destinasi wisata di Sleman selama masa libur Isra' Mikraj dan Imlek 2025 yang berlangsung 24-25 Januari 2025 mencapai 269.014 kunjungan.

"Rerata kunjungan hariannya adalah 44.836 kunjungan, dengan kunjungan tertinggi tercatat pada hari Minggu (26/1) dengan 64.994 kunjungan dan terendah pada hari Jumat (24/1) dengan 18.613 kunjungan," kata Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Kus Endarto, hari Jumat (31/1).

Ia membenarkan, jumlah kunjungan wisata yang terjadi tidak terlepas dari kegiatan wisuda yang digelar Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarra dan Universitas Amikom Yogyakarta yang diadakan pada Sabtu 25 Januari.

Baca juga : Candi Prambanan Ditutup Bagi Kunjungan Wisatawan hingga 5 Juli

Diakui rerata kunjungan harian libur Isra' Mikraj dan Imlek 2025 lebih kecil daripada rerata kunjungan harian libur Nataru  yang mencapai sebanyak 49.751 kunjungan.

Menurut Kus Endarto, pada libur panjang ini, Candi Prambanan masih menjadi destinasi utama yang paling banyak dikunjungi. Tercatat sebanyak 93.777 kunjungan disusul Volcano Tour (62.846 kunjungan). Puncak kunjungan di Candi Prambanan terjadi pada tanggal 26 Januari 2025 (23.098 kunjungan). Sedangkan puncak Volcano Tour terjadi pada tanggal 29 Januari 2025 (12.112 kunjungan).

Dikatakan, hampir 96% wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Sleman berasal dari Pulau Jawa dan 85% diantaranya wisatawan asal Jawa Tengah. "Bila dibandingkan dengan kunjungan wisatawan pada minggu sebelumnya, terdapat kenaikan sampai dengan 25%. Hal ini melebihi prediksi kunjungan yang telah dibuat sebelumnya 2,5% - 3%, dengan asumsi kondisi cuaca yang ada dan kondisi perekonomian masyarakat," ujarnya.

Baca juga : Di 2025, Minat Wisatawan akan Pengalaman Budaya Meningkat

Dikatakan fenomena ini tidak lepas dari lipstick effect, yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam melakukan prediksi jumlah kunjungan wisatawan dan belanja wisatawan selama tahun 2025.

Istilah 'Lipstick Effect' pertama kali dicetuskan oleh Chairman Emeritus The Estee Lauder Companies Inc Leonard Lauder saat tragedi 9/11 di Amerika Serikat (AS). 

Saat itu, daya beli masyarakat turun dan membuat mereka sulit mencari pekerjaan, namun Lauder melihat keanehan terhadap penjualan lipstik yang justru meningkat. Jadi, terjadilah efek yang disebut sebagai kemewahan yang terjangkau, dan lipstick adalah satu kemewahan yang harganya tidak terlalu mahal. 

Pada kasus periode libur Isra' Mi'raj dan Imlek 2025, terkait dengan kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman, masyarakat mencari kemewahan untuk mendapatkan kebahagiaan dengan cara yang terjangkau, yakni melakukan aktivitas liburan. 

"Alhasil, destinasi yang ada di Kabupaten Sleman ramai dikunjungi dan alhamdulillah, okupansi hotel yang ada di DIY umumnya dan di Kabupaten Sleman khususnya berada diatas 75%, bahkan banyak yang mencapai 100%," ujarta. (H-2)