KEPULAUAN Bangka Belitung tidak hanya terkenal dengan pantai bebatuan berpasir putih dan hasil tambang timah. Meski didominasi dataran rendah, Pulau Bangka memiliki kawasan pegunungan dengan gunung tertinggi bernama Gunung Maras.
Tim Ekspedisi Nusantara 2022 yang beranggotakan kelompok jurnalis lingkungan Pena Hijau Indonesia, kali ini melakukan pendakian puncak Gunung Maras di Pulau Bangka. Pulau Bangka sendiri berasal dari kata wangka (vanca) yang berarti timah dalam bahasa Sanksekerta, karena provinsi ini memang dikenal sebagai daerah penghasil timah sejak lama.
Menurut data BKSDA Resort Sumatera Selatan, secara administratif Gunung Maras masuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Maras seluas 16.806 hektare yang berada di Desa Berbura (Bernai, Buhir, Rambang) Kecamatan Riau Silip dan Desa Dalil, Kecamatan Bekam. TN Gunung Maras berjarak 90 kilometer dari Kota Pangkal Pinang dengan waktu tempuh 1,5 jam
Saat memasuki Desa Berbura tepatnya di jembatan peninggalan Belanda, Jembatan Perimping, puncak Gunung Maras tampak gagah dengan banyak legenda dan keramat yang melekat, semakin menambah wibawa gunung di bumi Akek Antak ini.
Walau hanya memiliki ketinggian 705 mdpl, Puncak Maras cukup sulit untuk didaki, karena track pendakian sebagian berupa bebatuan dengan kemiringan 60 derajat dan terjal. "Banyak pendaki menyebut gunung ini cabe rawit, walau kecil tapi track pendakiannya sulit. Gunung ini memiliki sembilan puncak dan yang tertinggi Puncak Maras," tutur Ari, pemandu pendakian lokal warga Air Asam, Belinyu, Rabu (13/7).
Pendakian puncak Gunung Maras memerlukan waktu sekitar 4 jam. Setelah berjalan lebih kurang 25 menit dari titik awal pendakian, rumah sang juru kunci pendaki akan menemukan sebuah riam atau air terjun yang berada di pos 1. Selanjutnya track pendakian langsung menguras tenaga karena cukup curam.
Pendakian puncak Gunung Maras memerlukan waktu sekitar 4 jam. Setelah berjalan lebih kurang 25 menit dari titik awal pendakian, rumah sang juru kunci pendaki akan menemukan sebuah riam atau air terjun yang berada di pos 1. Selanjutnya track pendakian langsung menguras tenaga karena cukup curam.
Ada 4 pos pendakian sebelum tiba di area camping ground yang dikelilingi pepohonan cemara, tumbuhan lumut serta bebatuan. Di beberapa titik sepanjang rute pendakian dapat terlihat view puncak gunung maupun perairan Teluk Kelabat yang sangat indah. Dari areal camping ground ini hanya diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke puncak.
Kawasan ini juga menjadi salah satu kawasan wisata alam yang banyak dikunjungi warga setempat, para pecinta alam, wisatawan dalam dan luar negeri, bahkan tim peneliti. Damino juru kunci Gunung Maras sekaligus pengelola objek wisata Maras mengatakan Gunung Maras dan kawasan hutan sekitar taman nasional merupakan kawasan yang disucikan oleh masyarakat lokal.
"Masyarakat desa kami terus berupaya menjaga kelestarian kawasan Gunung Maras ini. Banyak legenda dan peninggalan bernilai sejarah tersebar di kawasan gunung ini. Beberapa di antaranya tidak dibuka untuk umum seperti pertapaan Si Pahit Lida maupun Gudang Senjata dari zaman kerajaan Sriwijaya dulu," ungkapnya.
baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Pena Hijau Gelar Ekspedisi Nusantara
Kawasan ini terdiri dari beberapa tipe ekosistem yang menjadi satu kesatuan bentang alam yaitu ekosistem mangrove, ekosistem pegunungan, dan ekosistem dataran rendah, sehingga menarik untuk dilakukan kegiatan penelitian, susur hutan, dan pengamatan biodiversitas.
Kawasan ini juga kaya akan flora dan fauna (keaneka ragaman hayati), di antaranya anggrek merpati, pohon pelawan, bungur, mahang, ketapang untuk flora. Serta trenggiiling, kancil, musang dan ayam hutan. Disamping itu terdapat obyek-obyek wisata potensial berupa riam atau air terjun seperti Berbura, air terjun Bidadari, dan air terjun Tujuh Tingkat. (N-1)
