Kepala Sekolah Diadukan Perkosa Murid

KEKERASAN terhadap anak masih berlangsung.

Sekolah juga belum menjadi tempat yang aman bagi anak.

Seperti yang dialami seorang bocah perempuan berusia 10 tahun di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, yang melaporkan pemerkosaan yang dilakukan kepala sekolahnya.

Korban yang ditemani kakek, nenek, dan anggota keluarga lainnya, pada Minggu (8/5) melaporkan kejadian itu ke Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.

Korban kembali mendatangi Polres, kemarin, untuk diperiksa di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres.

Kali ini, korban beserta keluarga juga didampingi sejumlah aktivis perempuan dan anak.

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKB Komaruz Zaman memaparkan polisi sudah memeriksa empat saksi dan menerima hasil visum dari Rumah Sakit Bhayangkara Maluku.

Komaruz menjelaskan tindak kekerasan seksual terhadap siswi itu terjadi beberapa kali dan korban diancam dikeluarkan dari sekolah bila melaporkan kekerasan seksual itu.

Dia mengaku pelaku saat ini sudah melarikan diri.

"Selama ini korban tidak berani melapor ke keluarga karena selalu diancam pelaku. Kami sudah tetapkan sang kepala sekolah masuk daftar pencarian orang (DPO). Kami minta keluarga korban bersabar," katanya.

Polres Lebak, Banten, menangkap ayah kandung yang memerkosa anaknya sendiri yang berusia 13 tahun.

"Kami mengamankan tersangka yang tidak lain orangtua korban," kata Kepala Satreskrim Polres Lebak AK Zamrul Aini di Lebak.

Dia menjelaskan pelaku yang merupakan mantan sopir di DPRD Kabupaten Lebak memerkosa anaknya sendiri pada 23 Januari di sekitar Gedung DPRD.

Istri Gubernur Sulawesi Utara Rita Dondokambey dan istri Wakil Gubernur Sulawesi Utara Devy Kandouw Tanos di Manado, kemarin, memberi santunan kepada seorang perempuan berusia 19 tahun yang menjadi korban pemerkosaan secara bergilir oleh 15 orang.

Ibu korban mempertanyakan proses di kepolisian.

"Kasus ini sudah dilaporkan ke Polda Sulut, tetapi kami belum dapat hasil visum dari Polda," kata ibu korban.

Kadiv Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar, di Jakarta, menjelaskan kasus di Manado masih tahap penyelidikan.

"Gelar perkara sudah dilaksanakan, masih tahap pembuktian kebenaran laporan." (HJ/VL/Ant/N-1)