Polda Banten Gencarkan Program Polisi Sayang Anak Yatim

SALING bantu antarsesama di masa pandemi adalah kunci agar negeri ini lepas dari pandemi covid-19. Polda Banten menyadari sepenuhnya hal tersebut dengan menggencarkan Program Polisi Sayang Anak Yatim.

Kapolda Banten Irjen Rudy Heriyanto  turun langsung dalam menjalankan program yang digagasnya tersebut. Program Polisi Sayang Anak Yatim merupakan satu dari 12 program Polda Banten di era  pandemi covid-19.

Pada Kamis (10/6),  Rudy mendatangi rumah Ade Kosasih, 18. Warga Cibaliung Pandeglang tersebut adalah tulang punggung keluarga, setelah ayahnya wafat. Ade Kosasih, sebagai anak tertua harus menghidupi ibu dan lima adiknya.

Di masa normal, beban Ade, yang bekerja serabutan, sangat berat. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Rudy bersama sejumlah personel Polda Banten membawa sejumlah paket bingkisan. Paket tersebut antara lain beras, gula, minyak goreng dan barang kebutuhan pokok lainnya.

Melihat lima adik Ade Kosasih masih berusia sekolah, Rudy juga membawakan bantuan buku-buku dan alat tulis. Tak hanya itu jenderal bintang dua tersebut menyerahkan tabungan senilai Rp22 juta.

"Semoga bisa meringankan beban Ade Kosasih dan keluarga. Dalam agama kita diperintahkan untuk menyayangi anak yatim, di masa pandemi sekarang beban mereka tentu sangat berat," kata Rudy.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Banten juga menyerahkan sebundel masker. Ia menjelaskan siapapun bisa terinfeksi covid-19 sehingga semua warga harus patuh menjalankan protokol kesehatan.

"Jadi jangan karena kondisi tertentu, seseorang tidak menjalankan protokol kesehatan. Kita semua harus disiplin agar mata rantai penularan covid-19 bisa kita putus," tuturnya. 

Langkah Kapolda Banten menggencarkan Program Polisi Sayang Anak Yatim mendapat apresiasi Kiai Ahmad Syadzili, tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat Banten. 

"Langkah Kapolda Banten akan menjadi teladan untuk membantu warga tak mampu. Semoga beliau selalu mendapat perlindungan Allah SWT dalam menjalan tugasnya sebagai Kapolda Banten," kata Kiai Ahmad Syadzili. (J-1)