Rumah Dinas Wali Kota Menjadi RS Darurat

TINGGINYA pertambahan korban covid-19 membuat rumah sakit mulai penuh dan pasien antre. Pemerintah Kota Semarang mengubah tempat isolasi di rumah dinas wali kota menjadi rumah sakit darurat dan menyiapkan tempat isolasi baru di gedung Islamic Centre Semarang.

Semula Pemkot Semarang hendak menyewa tiga hotel untuk tempat isolasi tetapi gagal. Akhirnya rumah dinas Wali Kota Semarang disulap menjadi rumah sakit darurat karena penderita korona terus berdatangan dari dalam kota maupun luar daerah.

“Jumlah pasien sudah di atas 1.000 membuat rumah sakit penuh. Mulai Senin (11/1), rumah dinas kita jadikan rumah sakit darurat,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat (8/1).

Pasien dengan gejala berat seperti sesak napas dan demam akan masuk rumah sakit darurat, sedangkan orang tanpa gejala atau yang mengalami gejala ringan akan ditempatkan di tempat isolasi baru.

Menyinggung penyebab melonjaknya covid-19 di Semarang, Hendrar Prihadi menyebutkan terjadi peningkatan sejak November-Desember. Selain karena banyaknya tes cepat dan tes usap, juga ada agenda pilkada, serta liburan mudik Natal dan Tahun Baru.

Pada kesempatan terpisah, Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, juga akan menambah durasi sewa hotel sebagai pusat isolasi mandiri karena korban terpapar terus bertambah.

Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengungkapkan sebelumnya sewa kedua hotel telah diperpanjang hingga Januari 2021. Mengingat jumlah korban terkonfirmasi positif covid-19 terus meningkat, pihaknya akan memperpanjang hingga Maret 2021. “Melihat kondisi yang ada, kita tidak mungkin melepas pasien tanpa gejala,” tuturnya.

Pemkot Cirebon mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 miliar untuk menyewa dua hotel berikut gaji tenaga kesehatan. Ini berarti, Pemkot Cirebon membutuhkan Rp4 miliar lagi untuk pertambahan sewa dua bulan ke depan. “Kami akan alokasikan dari belanja tidak terduga,” ungkap Agus. (AS/UL/N-1)