Merapi masih Menyimpan Bahaya

SEPEKAN terakhir, aktivitas vulkanis kawah Gunung Merapi tidak menunjukkan peningkatan. Bahkan, dari pantauan seismik dan deformasinya, terjadi penurunan ketimbang pekan sebelumnya.

“Tapi kita tidak boleh lengah. Status Merapi masih siaga dan belum diturunkan,” ungkap Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, Hanik Humaida, kemarin.

Masyarakat, lanjutnya, tetap harus waspada, mengikuti arahan pemerintah. “Secara mingguan, data pemantauan seismik dan deformasi menunjukkan sedikit penurunan, tapi masih fluktuatif tinggi.”

Hanik memastikan BPPTKG masih merekomendasikan pelarangan penambangan di alur sungai yang berhulu di puncak Merapi. “Pelaku wisata dan pendaki agar tidak melakukan aktivitas ke puncak.”

Menurunnya aktivitas Merapi juga tidak membuat Pemkab Magelang, Jawa Tengah, lengah. Mereka tetap berkonsentrasi melayani dan meningkatkan layanan bagi pengungsi. “Kita memang tidak pernah tahu rahasia Tuhan dan Merapi, tapi kita harus mempersiapkannya dengan harapan zero korban dalam kejadian ini,” kata Bupati Zaenal Arifin.

Untuk meminimalkan jumlah korban, pemkab sudah menggulirkan aplikasi bernama Janoko. Aplikasi itu memudahkan penjangkauan data pengungsi kelompok rentan.
 
Di sisi lain, kejadian bencana alam banjir dan tanah longsor juga masih harus diwaspadai. Karena itu, Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat, sudah menetapkan status siaga darurat banjir dan tanah longsor di wilayahnya. “Status berlaku sejak 1 November-31 Mei 2021. Perangkat daerah meningkatkan kewaspadaan untuk meminimalkan dampak banjir dan tanah longsor,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Imrah Whardhani.

Bencana alam berupa gempa bumi terjadi di Brebes, Jawa Tengah. Kejadian itu membuat 4 rumah di Kuningan, Jawa Barat, rusak berat dan belasan lainnya rusak ringan. (AU/TS/BB/JI/UL/LD/AS/RF/YH/N-3)