Membuka Lembaran Baru dengan Kaki Palsu

SETELAH 47 tahun, Toton Hartono, 58, akhirnya melepas kruk dan menyimpannya di gudang. “Hari ini saya merdeka. Terbebas dari kruk,” tutur warga Desa Budur, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, itu.

Kemarin, Toton ialah salah satu dari 10 warga yang mendapat bantuan kaki palsu dari bantuan masyarakat Indonesia yang disalurkan Kick Andy Foundation. Kaki palsu yang ditebar yayasan itu merupakan produksi Sugeng Siswoyudono, warga Mojokerto, Jawa Timur, yang juga penyandang disabilitas kaki.

“Dulu, saya beberapa kali pernah memakai kaki palsu, tapi tidak nyaman, berat, sehingga saya kembali ke kruk lagi. Tapi dengan kaki palsu buatan Su­geng ini, terasa nyaman dan enak dipakai, dan saya memutuskan meninggalkan kruk,” lanjut ayah tiga anak ini.

Toton kehilangan salah satu kakinya saat masih duduk di kelas empat sekolah dasar. Kakinya harus diamputasi karena terkena mesin penggilingan padi.

Toton pun berniat belajar membuat kaki palsu dari Sugeng. “Bisa untuk nambah penghasilan dan menolong orang lain yang senasib dengan saya,” kata penjual nasi goreng itu.

Kemarin, kaki palsu juga diterima Iwan Irawan, 33, warga Desa Bode Sari, Kecamatan Tegalwangi, Kabupaten Cirebon. Ia kehilangan kaki karena kecelakaan lalu lintas.

“Setelah kehilangan kaki, saya kehilangan istri karena minta cerai. Sekarang saya punya kaki baru yang menambah semangat hidup dan beraktivitas normal lagi,” tandasnya.

Kapolresta Cirebon Komisaris Besar M Syahduddi mengaku terharu bisa terlibat dalam prog­ram kaki palsu. “Kami akan memfasilitasi mereka yang ingin belajar membuat kaki palsu ke Sugeng di Mojokerto.”

Kick Andy Foundation, menurut Ali Sadikin, sang ketua yayasan, sudah membagikan lebih dari 5 ribu kaki palsu di Indonesia.

“Untuk pengukuran, kami membawa mereka langsung ke Mojokerto. Kami berharap bantuan ini bisa membuat saudara-saudara kita hidup mandiri.” (UL/N-3)