Pesantren Wajib Siapkan Protokol Kesehatan

JELANG kembalinya aktivitas pendidikan di pesantren-pesantren, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menggelar rapat koordinasi bersama para pimpinan Pondok Pesantren se-Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam pertemuan tersebut, isi edaran Gubernur Jawa Timur perihal peningkatan kewaspadaan terhadap Covid-19 menindaklanjuti kebijakan Menteri Agama tentang Kegiatan Pesantren dan Revitalisasi Rumah Ibadah dalam Menghadapi Covid-19, menjadi salah satu hal yang dibahas.

"Saat ini mari kita bahas bersama kira-kira keputusannya bagaimana guna memperlancar serta menjaga Kabupaten Sidoarjo di mana keputusan yang diambil nanti tidak mempersulit juga tidak terlalu meremehkan sehingga nantinya betul-betul pelaksaan kembalinya santri ini bisa berjalan dengan baik," kata Nur Ahmad.

Pada kesempatan itu Abdillah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo menyampaikan beberapa hal yang wajib dilaksanakan bagi tiap-tiap pondok pesantren. Diantaranya sebelum kembali ke pondok, para santri terutama yang berasal dari luar wilayah Sidoarjo, harus melakukan isolasi selama 14 hari serta memastikan fisik dalam kondisi sehat dengan membawa surat keterangan sehat dan hasil rapid tes non reatif dari wilayah asal. Santri juga diharuskan membawa peralatan makan dan minum sendiri, membawa supplemen pendukung kesehatan seperti madu dan vitamin, serta membawa masker.

Santri juga harus menyediakan peralatan ibadah sendiri seperti mukena, sarung maupun sajadah, memperhatikan mengenai protokol kesehatan saat menggunkan transportasi umum. Serta bagi wali santri yang mengantarkan santri tidak boleh masuk ke dalam asrama, jika ada wali santri yag baru mendaftarkan wajib bermasker.

Di samping itu dalam lingkungan pondok wajib memberikan aturan yang harus dipatuhi seperti tidak bersalaman, menjaga jarak baik saat berinteraksi maupun saat beribadah, selalu menggunakan masker, sering cuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau handsanitizer. (R-1)