Kirab 215 Tumpeng Warnai Upacara Hari Jadi Kota Klaten

KIRAB 215 tumpeng mewarnai gelar upacara Hari Jadi ke-215 Kota Klaten, Jawa Tengah, yang diadakan di Alun-Alun Klaten, Minggu (28/7).

Dalam upacara tersebut, seluruh peserta berbusana tradisional Jawa. Bahasa pengantar dan sambutan bupati pun menggunakan bahasa Jawa.

Upacara diikuti aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Klaten. Adapun yang bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Sri Mulyani.

Turut hadir, Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono, Ketua DPRD Agus Riyanto, Forkompinda, serta mantan Bupati Klaten Hardjono dan Sunarno.

Bupati Sri Mulyani dalam sambutannya meminta seluruh aparat di lingkungan Pemkab Klaten, beserta  masyarakat untuk guyub rukun.

Baca juga: Arena Judi Sabung Ayam di Klaten Digerebek

Karena, kemajuan pembangunan di Kabupaten Klaten, adalah tanggung jawab aparat pemerintah daerah yang didukung warga masyarakat.

"Untuk itu, warga Klaten dituntut kerja keras, terutama para abdi negara harus melayani masyarakat dengan baik dan santun," katanya.

Bupati pun mengingatkan generasi muda, agar mereka tidak larut dengan perkembangan zaman, seperti narkoba dan pergaulan bebas.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani mengemukakan Kabupaten Klaten pada 2019 banyak menerima penghargaan dari pemerintah pusat dan provinsi.

Penghargaan yang diterima Kabupate Klaten tahun ini, antara lain penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Kemudian, penghargaan Sikap Tanggap Bencana dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang diberikan kepada Bupati Klaten.

Selain itu, Klaten mendapat predikat Kabupaten Layak Anak Tingkat Madya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Untuk predikat Kabupaten Klaten Layak Anak, Kabupaten Klaten menerima untuk yang kali keenam tahun ini," papar Bupati Sri Mulyani.

Sebanyak 215 tumpeng yang dikirab, selesai upacara untuk kembul bujono atau dimakan bersama peserta upacara dan masyarakat.

Namun, sebelumnya diawali potong tumpeng oleh Bupati Sri Mulyani, yang kemudian diserahkan kepada Hardjono, mantan Bupati Klaten.

Bupati didampingi suaminya, Sunarno, dan Forkompinda selesai upacara berziarah ke makam Kiai Melati, cikal bakal Klaten, dan makam bupati pertama di Kajoran. (OL-2)