Sahur on the Road Banyak Mudaratnya

KEPOLISIAN Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta warga maupun aktivis organisasi tidak menggelar kegiatan sahur on the road karena banyak mudaratnya. Polisi tidak melarang penyelenggaraan kegiatan sahur bersama di tempat yang sudah ditentukan.

Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto, Rabu (8/5) mengatakan, kegiatan sahur on the road itu baik,  tetapi berpeluang memunculkan terjadinya tindak kriminalitas.

“kita ingat kegiatan sahur on the road pada tahun lalu, ada peristiwa (kriminalitas) yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” kata dia.

Tercatat pada Ramadan 2018, mahasiswa UGM Dwi Ramadhani Herlangga, 26, meninggal dianiaya orang tidak dikenal di Simpang Empat Mirota, Kota Yogyakarta, seusai membagikan santap sahur bersama teman-temannya. Para penganiaya mengaku jika aksinya salah sasaran.

Menurut Yuli, ada banyak hal positif untuk kegiatan selama bulan puasa.

Misalnya, membagikan santap sahur ke kalangan masyarakat yang sudah ditentukan. Jadi, tidak perlu dengan berkeliling jalanan yang bisa menimbulkan potensi kerawanan.

Bupati Sleman Sri Purnomo mendukung hal tersebut. Menurut Bupati, banyak cara untuk menggelar kegiatan beramal mulia ini. “Bisa saja tetap menyelenggarakan sahur bersama, tetapi diselenggarakan tidak di jalanan,” katanya.

Bupati menegaskan, faktor keamanan, termasuk keamanan diri juga harus diperhatikan sehingga kegiatan yang niatnya mulia itu tidak justru membahayakan diri sendiri. (AU/N-2)