Melatih Kejujuran sejak Dini

Memelihara kejujuran di tengah maraknya hoaks menjadi tantangan bagi generasi muda. Bangsa yang besar ialah bangsa yang mampu mewarisi kejujuran bagi generasi muda. Tema itu yang dipilih dalam kegiatan Trakindo Volunteer Mengajar (TVM) yang diselenggarakan di sekolah terpencil, SDN 001 Samburakat, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Kegiatan relawan mengajar itu melibatkan sejumlah jurnalis, termasuk Media Indonesia. Tiba di SDN 001 Samburakat sekitar pukul 08.00 Wita, rombongan relawan mengajar yang didampingi tim dari Trakindo disambut tarian tradisional khas suku Dayak Kalimantan Timur Kayu Ara dan salam dari puluhan siswa serta guru.

Lokasi sekolah berada di daerah terpencil, tetapi sekolah ini merupakan salah satu sekolah berstatus sekolah Adiwiyata di Kabupaten Berau. Selain hijau, sekolah itu terlihat bersih dan rapi.

Suardi, Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, memberikan apresiasi kepada Trakindo atas dukungannya dalam memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Berau. Tema kejujuran dalam kegiatan TVM, bagi Suardi, sangat relevan. Zaman sekarang sikap jujur mulai sulit ditemukan. Kejujuran menjadi barang langka.

Di samping memberikan materi tentang kejujuran, para jurnalis yang menjadi guru dadakan ini juga menyampaikan materi dengan berbagai permainan kepada siswa-siswi sehingga suasana belajar mengajar menjadi meriah.

Baca juga: Kejujuran dan Etika Profesional Penting Bagi Pemangku Kebijakan Strategis Nasional

Candy Sihombing, Corporate Communication and CSR Manager Trakindo mengatakan, tema ini dipilih karena nilai kejujuran menggambarkan kepribadian seseorang yang memiliki karakter unggul. "Kami berharap dapat berkontribusi pada penguatan pendidikan karakter siswa yang akan membentuk mental tangguh, gigih, dan jujur, sekaligus menumbuhkan integritas tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan pada diri anak-anak Indonesia," ujarnya.

TVM merupakan salah satu kegiatan tanggung jawab sosial di bidang pendidikan yang rutin dilaksanakan di 40 SDN binaan Trakindo di seluruh Indonesia sejak 2013. Inisiatif ini bertujuan untuk memajukan pendidikan berbasis karakter dengan melestarikan, memperkukuh, dan menerapkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia, serta menumbuhkan kerelawanan sosial para karyawan, sekaligus membantu peningkatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan untuk kemudian diterapkan pada siswa di sekolah. (DY/N-3)