Enam Arahan Presiden Jawaban Mitigasi Gempa dan Tsunami di Sumbar

GEMPA bumi beruntun yang menggoyang kawasan Sumatra, Sabtu (2/2), membuat masyarakat diliputi kecemasan. Gempa yang menimbulkan sejumlah kerusakan di Kepulauan Mentawai, dengan sendirinya, potensi gempa bumi dan tsunami di Sumbar cukup tinggi.

Hingga pukul 09.00 WIB, Minggu (3/2), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 105 kali gempa di kawasan Mentawai yang berlangsung sejak kemarin.

Dikatakan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, dari jumlah tersebut, 6 di antaranya bermagnitudo 5 ke atas, sisanya 99 kali gempa bermagnitudo di bawah 5 SR.

Ia menjelaskan, gempa yang cukup terasa, bahkan membuat warga Padang berhamburan keluar dari rumah, adalah berkekuatan kekuatan M=6,0 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw=6,1.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,92 LS dan 99,98 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 105 km arah tenggara Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatra Barat pada kedalaman 26 km.

"Gempabumi ini didahului oleh gempabumi dengan kekuatan M=5,3 dalam rentang 24 menit," ujarnya.

 

Baca juga: Gempa Mentawai Berkaitan dengan Kejadian 2007 dan 2010

 

Di waktu bersamaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana tahun 2019 di Jatim Expo Convention Excebition, Surabaya.

Presiden Joko Widodo yang membuka acara tersebut, menyampaikan 6 Butir Arahan Presiden RI yakni, pertama, Pemda harus merencanakan tata ruang dengan memperhitungkan zona bencana, dan harus diimplementasikan dengan tertib dan tegas.

Kedua, pelibatan akademisi guna melihat lokasi yang rawan bencana melalui kajian dan analisis yang teliti, sehingga dapat diprediksi ancaman dan antisipasi dan pengurangan korban.

Ketiga, jika terjadi bencana, maka Gubernur otomatis menjadi komandan satgas, jangan setiap masalaah bencana langsung dibawa ke tingkat pusat.

Keempat, pembangunan Early Warning System (EWS) terpadu berbasis analisis pakar. Semua KL (Kementerian/Lembaga) dikoordinasikan sehingga sistem peringatan dini terwujud.

Kelima, edukasi kebencanaan tahun 2019 harus dimulai kepada masyarakat, sekolah, tokoh-tokoh masyarakat, dan lain-lain.

Keenam, simulasi latihan penanganan bencana dilakukan secara berkala, berkesinambungan sampai tingkat bawah.

Pemerhati kebencanaan di Sumbar sekaligus Koordinator Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Wilayah Sumatra Barat, Ade Edward mengatakan, arahan Presiden dalam Rakornas Penanggulangan Bencana harus ditindaklanjuti (otoritas) Sumbar.

Menurutnya, arahan Presiden Jokowi sesuai dengan hasil rekomendasi Rakor mitigasi gempa tsunami Sumbar beberapa waktu lalu.

"Kayaknya hasil Rakor Sumbar yang dibawa dibawa ke Rakor BNPB," selorohnya.

Pasalnya, sebelum Rakornas PB yang diadakan BNPB di Surabaya, BPBD Sumbar sebelumnya menggelar Rakor dengan melibatkan stakeholder kebencanaan..

Kemudian ada 6 poin yang harus segera dilaksanakan tahun ini. Keenamnya adalah tata ruang berbasis risiko bencana; kajian akademis untuk PRB; perkuatan penanganan darurat di provinsi; revitalisasi EWS dengan terkoordinasi lintas KL; edukasi bencana; dan simulasi berkala berkesimambungan.

Ade kemudian meminta, pentingnya dilakukan sosialisasi masif via media tentang poin-poin mitigasi tersebut.

"Sosialisasi kesiapsiagaan masyarakat agar mampu evakuasi mandiri. Keenam poin tersebut dilaksanakan secara serentak, karena semua penting," kata mantan Koordinator Pusdalops PB BPBD Sumbar ini.

Menurut Ade, gempa beruntun tersebut lokasinya seputaran gempa pembangkit tsunami Pagai 25 Oktober 2010. Menurutnya, jika ditanya korelasi dengan potensi megathrust di segmen Siberut, sebagian energinya sudah lepas.

Namun dia menyebut, perlu lebih diwaspadai zona yang masih terkunci yaitu zona seismic gap Siberut yang berada di bagian utaranya, yang dapat terganggu keseimbangannya akibat guncangan gempa beruntun tersebut.

 

Baca juga: Gempa Bumi Beruntun Kagetkan Warga Padang

 

Zona seismik di segmen Siberut, hal yang paling dikhawatirkan oleh sejumlah pakar gempa dan tsunami saat ini. Sebab, sebagaimana dikatakan pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja, segmen tersebut menyimpan potensi gempa 8,8 SR yang dinilai bisa membangkitkan tsunami. Itulah yang disebut sebagai Mentawai Megathrust.

"Yang lebih penting adalah bagaimana segera memperbaiki kelemahan dan kekurangan dalam mitigasi untuk menghadapi ancaman gempa tsunami Megathrust Mentawai secara optimal," kata Ade.

Antara lain, sebut Ade, memperbaiki sosialisasi pendidikan kebencanaan, menyiapkan kesiapan untuk keadaan darurat, memperbaiki sistim peringatan dini tsunami, dan melengkapi fasilitas evakuasi.

Gempa beruntun Sabtu (2/2) kemarin membikin kaget dan cemas warga Padang. Bahkan sebagian panik, dengan berhamburam lari dari bangunan. Misalnya di pusat perbelanjaan Plaza Andalas, pengunjung berhamburan keluar.

Sementara itu dari Sikakap, sebagaimana disampaikan warga setempat, Silvester Sundoro mengatakan Puskesmas di Sikakap Utara mengalami kerusakan. Selain itu, mercusuar yang sudah tidak aktif di perairan Sikakap, juga dilaporkan rubuh.

Sementara masyarakat Mentawai pascagempa besar kemarin, juga dilaporkan mengungsi ke beberapa titik. (OL-3)