BNPB Evaluasi Masa Tanggap Darurat Lampung Selatan

MASA tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan akan berakhir esok, Sabtu (29/12). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Laksamana Muda (Purn), Willem Rampangilei, mengatakan pihaknya tengah mengevaluasi apakah masa tanggap darurat bisa ditingkatkan ke transisi menuju pemulihan atau harus diperpanjang.

"Di Lampung masa tanggap darurat 7 hari sejak 23 Desember hingga 29 Desember. Masih kita lihat situasi, harus diperpanjang atau tidak, kami juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, salah satunya Basarnas," ujar Willem saat meninjau posko BNPB di Halaman Rumah Dinas Bupati, Kalianda, Lampung Selatan, Jumat (28/12).

Namun menurut Willem, sejauh pengamatannya penanganan bencana yang dilakukan oleh pemda setempat sudah sangat maksimal. Terlihat di lokasi bencana tumpukan puing-puing bangunan telah dibersihkan.

"Saya lihat pemda sudah maksimal. Tadinya sampah dan puing-puing bangunan bertumpuk. Sekarang sudah mulai terlihat bersih ya. Kami cek pelayanan kesehatan juga berfungsi dengan baik," ujarnya.

Willem juga melaporkan, per hari ini jumlah korban meninggal akibat bencana tsunami di Lampung Selatan sebanyak 116 jiwa, 2.448 orang luka-luka. Sementara itu 11 orang masih tercatat hilang.

"Ini kan masih ada 11 org yang hilang. SOP-nya pencarian selama 7 hari. Karena itu pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan," ujarnya.

Baca juga: Jateng Kirim Relawan ke Banten dan Lampung

Saat ini jumlah pengungsi tercatat sebanyak 7.617 orang yang tersebar di 14 titik. Menurut Willem sejauh ini kebutuhan para pengungsi sudah tercukupi untuk dua minggu ke depan. Sementara kerugian material yang dialami warga masih dalam proses pendataan oleh pemda.

"Sekarang yang jadi fokus utama evakuasi yang tinggal di sebesai dan sebuku. Ada sekian ribu yang sudah dievakuasi di lapangan tenis indoor Kalianda. Instruksi presiden, penanganan harus secepat mungkin. Jangan sampai pengungsi terlalu lama dalam kondisi darurat," ujarnya. (OL-3)