Kemendikbud akan Bangun Dua Jenis Sekolah Darurat di Sulteng

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, Sabtu (6/10) bertolak ke Palu dari Makassar menggunakan pesawat hercules.

Sebelum berangkat, Muhadjir menjelaskan, Kemendikbud membangun sekolah darurat di lokasi gempa bumi dan tsunami, di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Menurutnya, sekolah darurat tersebut ada dua macam, bisa berupa tenda yang dilengkapi dengan peralatan belajar mengajar, dan bisa dibangun dari sisa puing bangunan di lokasi gempa.

"Kita upayakan segera ada kelas darurat di lokasi gempa, bisa berupa tenda, yang saat ini sudah dimiliki kemendikbud, menggunakan standar Unicef. Kalau terbatas kita akan buat sekolah darurat yang bisa menampung siswa dan modelnya sudah ada, seperti yang kita lakukan di NTB kemarin," urai Muhadjir.

Untuk sekolah darurat yang terbuat dari puing-puing bangunan, pihaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp30 juta untuk satu sekolah.

"Sudah kita siapkan anggaran dari Kemendikbud sebesar Rp30 juta. Sudah ada modelnya, di Sumbawa dengan Rp30 juta sudah bisa 6 kelas. Bahannya tidak beli, hanya atapnya terpal dari Jakarta. Itu bisa bertahan sampai 1 tahun," tegasnya.

Selain kedua model yang dibangun oleh Kemendikbud, menurut Muhadjir akan ada juga sekolah darurat yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sesudah itu baru akan dibangun sekolah permanen.

Muhajjir juga menjelaskan, untuk di Palu dan beberapa daerah lain di Sulteng akan dilakukan relokasi sekolah dengan sistem zonasi. (OL-3)