Tidak Ada Bantuan Air Bersih, Warga Gunakan Air Peureu

KEKERINGAN menyulitkan warga yang tinggal di Kampung Mulyasari, RT 03 RW 06, Desa Bangunsari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang sulit didapat membuat warga terpaksa memakai air kuning (peureu) untuk memenuhi kebutuhan masak dan mencuci. 

Warga mengaku, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, belum pernah sekali pun mengucurkan air bersih ke wilayah mereka. "Kalau musim kemarau sejak beberapa tahun lalu pemerintah daerah belum pernah mengirimkan air bersih. Warga hanya inisiatif sendiri dengan berupaya membeli air bersih dari penjual yang dibutuhkan untuk memasak seharga Rp5.000 per galon," jelas Nurnaningsih, 47, warga Kampung Mulyasari, Rabu (1/8).

"Warga tetap menggunakan air kuning (peureu) yang tidak layak dikonsumsi," tegas Nurnaningsih..

Air sumur yang berwarna kuning tersebut hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Warga juga kesulitan untuk mendapatkan air kuning itu, karena harus menggunakan ember dengan tali tambang sepanjang hingga 25 meter karena permukaan air sumur kian menyusut.

Sudah beberapa minggu ini tidak ada pendistribusian air bersih dari BPBD ataupun dari Polres Ciamis meskipun semua warga sangat membutuhkan air untuk memasak dan minum. Ketua RT dan RW setempat sudah melayangkan surat kepada petugas desa, namun belum juga mendapat tanggapan terkait pengiriman bantuan air bersih.

Sementara itu, Kapolres Ciamis AKB Bismo Teguh Prakoso menyatakan  pendistribusian air bersih telah dilakukannya sejak kemarin ke Dusun Sukaharja, Desa Petirhilir, Kecamatan Baregbeg. "Kami akan berupaya memberikan air bagi masyarakat yang membutuhkan," jelasnya.

"Saya akan berkoordinasi dengan PDAM dan BPBD supaya penyaluran air bersih dilakukan kepada warga yang membutuhkan," papar Kapolres Ciamis. (A-5)