Bahan Ganja Sintetis sudah Masuk Permenkes sebagai Narkoba

BUBUK 5-Flioro-ADB (5F-ADB) sudah digolongkan sebagai narkoba dalam Permenkes No 58/ 2017.

Peredaran sintetik cannabinoid yang dicampur dalam campuran tembakau pernah terjadi pada 2015 dan 2016 dengan nama merek kemasan “Tembakau Hanoman dan “Tembakau Ganesha.

Temuan ini terkenal karena sempat viral di media sosial yang merekam seorang pilot yang diduga mabuk. Setelah diperiksa, pilot tersebut baru mengonsomsi tembakau tersebut.

Senyawa ini dideteksi pertama kali oleh Balai Lab Narkoba BNN dalam bentuk kemasan serbuk berwarna putih pada Oktober 2016. Namun pada Januari tahun 2017 ternyata telah ditemukan dalam campuran tembakau dengan kemasan jual bernama Tembakau Ganesha.

Penggunaaan senyawa ini diketahui dapat menyebabkan asfiksia (gagal nafas), sianosis (kebiruan pada kulit), depresi, diare, dizziness (pusing), drowsiness (mengantuk), excitement (kesenangan), mual muntah, ruam, hingga kematian.

5F-ADB disebut-sebut sebagai salah satu senyawa sintetik cannabinoid yang paling berbahaya. Pada akhir 2014, ditemukan 11 kasus kematian terkait zat ini, 10 di antaranya terjadi di Jepang.

Satu dari kasus kematian di Jepang tersebut diteliti lebih lanjut. Korban adalah laki-laki berumur 34 tahun yang ditemukan tewas di kamarnya setelah mengonsumsi rokok dari kemasan herbal GM Sapphire yang mengandung 5F-ADB dan MAB-CHMINACA karena asfiksia setelah mengalami aspirasi selama muntah.

Kedua zat itu merupakan senyawa sintetik cannabinioid dan bekerja secara sinergi meningkatkan efek toksik sintetik cannabinoid pada pasien sehingga menyebabkan kematian dalam waktu singkat.

Pada analisis jaringan tubuh post-mortem, 5F-ADB ditemukan pada dosis sangat rendah (1.17–7.95 ng/g) sehingga termasuk senyawa yang sangat poten dan oleh sebab itulah, 5F-ADB dikatakan lebih toksik daripada senyawa sintetik cannabinoid yang ditemukan sebelumnya. (OL-3)