[WAWANCARA] Wali Kota Pasuruan, Setiyono: Menggugah Pelabuhan yang Lama Tidur

DI zaman penjajahan Belanda, Kota Pasuruan, Jawa Timur, memiliki pelabuhan yang sibuk mengangkut barang-barang perdagangan. Namun, saat ini, pelabuhan itu seperti terlupakan. Hanya nelayan yang memarkir perahunya. “Keberadaan pelabuhan akan mengangkat ekonomi warga dan daerah,” tegas Setiyono, Wa­li Kota Pasuruan, kepada Abdus Syukur dari Media Indonesia. Berikut pernyataannya.

Bagaimana rencana merevitalisasi pelabuhan tua?
Kami sudah menjajaki kemungkinan itu dan bertemu dengan pihak syahbandar kepelabuhan dan jajaran direksi Pelindo III. Pelindo hanya menargetkan untuk melakukan penataan, terutama di sekitar wilayah pelabuhan. Tapi kami berkeras menjadikan Pelabuhan Kota Pasuruan sebagai pelabuhan niaga.

Alasan membangun pelabuhan niaga?
Yang terutama ialah untuk meningkatkan ekonomi daerah dan masyarakat di sekitarnya karena lokasinya sangat strategis, dekat dengan jalur pantura dan potensinya juga sangat besar. Apalagi ditunjang keberadaan sejumlah kawasan industri.

Perusahaan mana yang menyambut keingin­an itu?
Sejumlah perusahaan besar di kawasan industri di Kabupaten Pasuruan dan kabupaten Mojokerto di kawasan industri Ngoro.

Tanggapan mereka positif dan mendukungnya. Menurut perhitungan mereka, biaya produksi terutama biaya trasportasi menjadi lebih ringan jika Pelabuhan Pasuruan bisa menjadi pelabuhan niaga.

Seberapa besar dampak ekonominya?
Dampak ekonominya sangat besar bagi daerah. Keberadaannya akan memberikan efek domino bagi perkembangan ekonomi Kota Pasuruan, terutama kawasan di sekitar pelabuhan. Daerah yang berdekatan dengan pantai akan terbuka dan bisa menjadi pusat perdagangan.

Apa upaya mewujudkan pelabuhan niaga itu?
Saat ini, kami masih baru dalam tahapan kajian, menghitung berbagai aspek, dan membuat perencanaan detilnya. Kajian dan perencanaan dilakukan Bappeda yang akan bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi. (N-2)