Warga Cianjur tidak Miskin

KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, menjadi sorotan karena banyaknya masalah gizi buruk. Tingkat stunting di Cianjur juga mencapai 35,7%, di atas ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Kepada Benny Bastiandy dari Media Indonesia, Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman optimistis bila bekerja sama dengan banyak pihak, pemkab akan mampu mengatasi masalah gizi buruk dan stunting.
Berikut pernyataannya,

Tingginya stunting dan gizi buruk, apa itu jadi indikasi warga Cianjur belum sejahtera?
Oh tidak. Ini tidak bisa dijadikan acuan sejahtera karena ada beberapa faktor lainnya. Warga Cianjur tidak miskin. Berdasarkan ajuan kategori miskin, salah satunya rumah berlantai tanah, di sini sudah jarang ditemukan.

Upaya apa yang dilakukan pemkab menangani gizi buruk dan stunting?
Insya Allah kita akan bekerja sama dengan semua stakeholder seperti masyarakat dan pengusaha untuk bisa mengatasi masalah stunting. Kami yakin dengan penanganan terus-menerus, dampaknya akan terasa nanti beberapa tahun yang akan datang. Nanti akan ditemukan anak-anak di Cianjur yang berkualitas.

Terkait 10 desa dengan tingkat stunting tinggi, Kementerian Kesehatan sudah datang untuk mengintervensi penanganannya. Komentar Anda?
Namanya stunting terkoordinasi. Iya dari Kementerian Kesehatan yang datang itu ada direktur kesehatan keluarga, direktur gizi masyarakat, direktur promosi kesehatan, direktur kesehatan olahraga, direktur kesehatan lingkungan, termasuk kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat. Ini hal yang sangat luar biasa mereka hadir ke Cianjur soal stunting. Stunting terkoordinasi ini merupakan salah satu cara penanganan. Dengan banyak petunjuk dan arahan, mudah-mudahan ke depan bisa lebih terarah dan fokus sehingga penanganannya lebih cepat lagi.
Dulu pernah kami terapkan dalam penanganan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Alhamdulillah perkembangan penanganannya cepat. Kami optimistis mampu menangani gizi buruk dan stunting.

Apa yang dilakukan pemkab untuk meningkatkan gizi, kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan?
Kami akan berkoordinasi dengan perangkat daerah yang berkompeten. Penanganan soal gizi buruk atau stunting bukan hanya pekerjaan dinas kesehatan. (N-2)