Gerindra Abaikan Ome di saat Terakhir

AIR mata Akhmad Syarifuddin Daud tak terbendung saat berada di tengah massa pendukungnya, Senin (8/1) sore. Di halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Palopo, Sulawesi Selatan, wajah pria yang akrab dipanggil Ome itu kelihatan sangat kecewa.

Ome hendak mendaftar ke KPU sebagai calon wali kota berpasangan dengan Budi Sada, dan sedianya hendak diusung Partai Hanura dan Gerindra. Namun, sampai pintu pendaftaran KPU Palopo di hari pertama ditutup, Ketua Partai Gerindra Palopo Asriani tidak muncul.

Sejak pagi hari, petahana Wakil Wali Kota Palopo itu sudah menyiapkan diri. Mereka melakukan deklarasi di Gedung Kesenian Palopo dan menyampaikan orasi di depan pendukung dan simpatisan.

Upaya tim pemenangan pasangan itu untuk menghubungi Asriani tak pernah kesampaian. Ponsel perempuan itu tidak bisa dihubungi.

Ome merasa dizalimi. "Saya sudah membangun komunikasi dengan Gerindra. Tapi pas mau daftar, ini yang terjadi."Sebaliknya, pesaing Ome, petahana Wali Kota Palopo Jadas Amir yang berpasangan dengan Rahmat Masri Bandaso justru melenggang ke KPUD pada hari pertama.

Situasi berbeda terjadi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pasangan M Irsyad Yusuf-Mujib Imron akhirnya menjadi calon tunggal. Kepastian itu terjadi setelah PDIP ikut mengusung pasangan ini. "PDIP memberikan surat rekomendasi untuk petahana Bupati Irsyad Yusuf dan Mujib Imron berdasarkan kondisi internal dan perkembangan dinamika politik," kata Ketua PDIP Kabupaten Pasuruan Andri Wahyudi. Selain PDIP, Irsyad-Mujib sudah mendapat dukungan dari NasDem, PKB, Golkar, Gerindra, PPP, PKS dan Hanura.

Di Kota Sukabumi, Jawa Barat, bakal calon wali kota, Hanafie Zain mendatangi kantor polisi, melaporkan dugaan pencemaran nama baiknya. Ia melapor karena namanya muncul sebagai calon wakil wali kota dalam surat keputusan Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa. (LN/AB/BB/N-2)