Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

[WAWANCARA] Wagub Sumbar Nasrul Abit: Memperkuat Sistem Informasi

Yose Hendra
12/6/2017 09:25
[WAWANCARA]  Wagub Sumbar Nasrul Abit: Memperkuat Sistem Informasi
(Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit---ANTARA/Iggoy el Fitra)

AKHIR tahun lalu cagar alam Lembah Harau, Kabupaten 50 Kota, Sumatra Barat, dilalap api. Ketiadaan helikopter menyulitkan pemadaman api yang berada di ketinggian 100 meter-300 meter. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memperkirakan lebih dari 30 hektare hutan konservasi di Lembah Harau terbakar.

Sepekan lalu, Satelit Terra dan Aqua melaporkan adanya 52 titik panas di delapan provinsi. Jumlah titik panas terbanyak berada di Jambi 17, lalu Bengkulu 12, Sumsel 7, Lampung 6, dan Sumut, Sumbar, serta Riau masing-masing 3 dan 1 di Bangka Belitung.

Wartawan Media Indonesia Yose Hendra mewawancarai Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit, berikut petikannya.

Bagaimana Pemprov Sumbar merespons ancaman karhutla?
Kita perkuat sistem informasi terlebih dahulu. Bupati dan wali kota mesti menyampaikan informasi ke kami untuk dipastikan eskalasinya. Kalau kebakaran besar BPBD yang turun tangan.

Riau mulai ada kebakaran hutan, bagaimana dengan Sumbar?
Sumbar kebetulan sebagian wilayahnya musim hujan sehingga boleh dikatakan masih kondisi aman.

Apakah ada pemetaan, seberapa persen karhutla mengancam Sumbar?
Untuk pemetaan yang sering kebakaran di wilayah yang ada lahan gambut. Makanya kita minta kalau perusahaan memiliki perkebunan di lahan gambut, mereka harus melakukan antisipasi dengan menyediakan mobil pemadam kebakaran.

Kebijakan yang bisa dibagi ke wilayah langganan karhutla lainnya?
Perusahaan harus punya branwir untuk langkah cepatnya. Kalau terjadi kebakaran, tim Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Fokompida) membantu pemadaman kebakaran. Kalau eskalasinya sangat besar, akan minta bantuan BNPB.

Belajar dari kebakaran hutan terutama di kontur yang tinggi, apakah Pemprov Sumbar merasa perlu pengadaan helikopter?
Ke depan kita berharap perlu disiagakan juga helikopter untuk cepat mengantisipasi bila terjadi kebakaran. Pengalaman memadamkan api di Harau tempo hari helikopter harus ditunggu dari Jakarta karena saat bersamaan helikopter di Riau yang biasa kita pakai, sedang diberdayakan juga, sehingga butuh waktu lama menunggu. Kita ingin ada helikopter sekalian operatornya di sini. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya