Ahok Jamin PNS DKI Tetap Netral dan Profesional

PADA hari pertama menjabat kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan fokus mengikuti sidang peradilan yang masih dijalaninya.

Saat serah terima jabatan di Pendopo Balai Kota, Sabtu (10/2), Ahok mengatakan dia dan wakilnya, Djarod Saiful Hidayat, sudah berkoordinasi dengan Sumarsono sebelum serah terima jabatan dilakukan. Berbagai kewajiban Sumarsono saat memimpin pun akan diselesaikan sebelum Ahok kembali ke Balai Kota.

“Pokoknya Senin pertama saya aktif jadi gubernur. Saya akan mengikuti sidang dulu karena itu sudah diagendakan,” ujarnya.

Ahok juga akan mencoba lebih rileks untuk memimpin kembali sambil tetap melaksanakan kewajibannya menjalani persidangan. Dalam bertugas, Ahok menjamin netralitas dan profesionalisme pegawai negeri sipil (PNS) menjelang pemilihan.

“Saya tidak ingin orang memilih saya karena jabatan. Birokrat harus netral dan profesional. Orang akan baik, ja­batannya dengan kerja kerasnya sendiri, bukan karena orang lain,” cetusnya.

Dikatakan lebih lanjut, birokrat harus menegakan nilai luhur sebagai pelayan masyarakat sehingga bisa menciptakan sistem yang semakin baik. Birokrat pun diminta Ahok untuk tidak berpolitik praktis serta bermain dengan isu SARA.

“Kami yakin sistem ini semakin baik. Tapi saya minta untuk birokrat tidak bermain politik dan SARA karena ingat kita diambil sumpah. Dia yang mau melayani rakyat maka dia adalah patriot,” tegasnya.

Sikap netral yang harus dimiliki birokrat atau PNS juga ditegaskan mantan Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono. Dalam pidatonya dia menjamin semua PNS termasuk tena­ga kerja lepas untuk netral. Bahkan dia sudah menindak tegas pihak yang mencoba berpihak.

“Saya sudah tindak tegas pegawai yang coba memihak. Sampai pekerja lepas juga coba memasang foto lalu dibuat menjadi spanduk untuk dipajang, langsung saya tindak untuk diskors. Saya jamin 99% pemerintah DKI Jakarta netral,” tegasnya

Di akhir masa kerjanya Sumarsono juga mengungkapkan kepemimpinan Ahok sudah membawa Ibu Kota ke arah yang lebih baik. Meski belum seratus persen, kerja ektra keras harus dilakukan terus-menerus.

“Seperti banjir, Jakarta sudah tidak banjir lagi. Yang ada genangan air. Tapi saya juga menyampaikan bahwa untuk menata Jakarta perlu kerja dan proses yang keras dan tegas. Itu saya rasakan sendiri,” tuturnya.(Sru/X-10)