Patungan Dana Kampanye Ahok-Djarot Tembus Rp48 Miliar

PENERIMAAN dana patungan Kampanye Rakyat pasangan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat, tembus Rp48 miliar sepanjang periode 25 Oktober 2016 sampai 19 Desember 2016. Dana itu sudah dilaporkan tim pemenangan Ahok-Djarot ke KPUD DKI, Selasa (20/12).

"Jumlah yang sudah kami terima selama ini sebesar Rp48,004 miliar," tegas Bendahara Umum Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Charles Honoris, di Rumah Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (21/12).

Ia menjelaskan, dana paling banyak didapatkan dari dana perseorangan yakni sebanyak Rp18,5 miliar. Sementara itu, mereka menerima patungan dari badan hukum atau perusahaan sebanyak Rp4,7 miliar dan dari sumbangan partai politik sebanyak Rp200 juta.

"Sebanyak Rp24 miliar belum kami gunakan," ujar Charles.

Charles mengungkapkan, dana sebesar Rp24 miliar itu memerlukan kelengkapan formulir seperti yang ditetapkan KPU. Artinya, tim pemenangan masih harus memverifikasi formulir sejumlah penyumbang.

"Masih perlu verifikasi karena penyumbang belum lengkapi data KTP dan NPWP. Kami akan terus mengejar penyumbang bersangkutan untuk melengkapi data yang dibutuhkan agar dana itu segera bisa dipakai," ungkapnya.

Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan, total pengeluaran kampanye Ahok-Djarot tercatat Rp5,9 miliar. Paling banyak dana digunakan untuk biaya operasional.

"Perinciannya biaya operasional Rp3,6 miliar, biaya administrasi Rp280 juta, biaya posko Badja Rp160 juta, dan jasa konsultan Rp1,9 miliar," jelasnya.

Sementara itu, kata Wakil Bendahara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Michael Sianipar, jumlah dana patungan terus bertambah. Sampai hari ini jumlahnya mencapai Rp50 miliar.

"Dana patungan terus bertambah, terakhir kami cek tembus Rp50 miliar," ucap Michael. (MTVN/OL-3)