Djarot Mengaku Sempat Dibujuk Tinggalkan Ahok

CALON Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku pernah diminta meninggalkan Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI 2017. Sebelum mendaftar ke KPU DKI, Djarot diminta maju sebagai gubernur DKI.

Namun, Djarot tidak mau mengungkap siapa kelompok merayunya saat itu.

"Ada orang merayu saya, saya yang nomor satu. Katanya, kan saya dari PDIP jadi kursinya cukup," ujar Djarot di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Selasa (22/11).

Untungnya, kata Djarot, ia tidak termakan rayuan tersebut. Sepanjang bekerja sama dengan Ahok, Djarot mengaku tidak pernah ada selisih.

"Saya melihat kinerja Pak Ahok. Lalu saya bilang ke orang itu, saya punya etika dan moral. Saya punya ambisi tapi bukan ambisius," ujarnya.

Mantan Wali Kota Blitar itu tidak mau menusuk Ahok dari belakang demi satu jabatan. Sudah satu setengah tahun Djarot berjuang dengan Ahok untuk membenahi Ibu Kota.

"Dia berjuang mati-matian untuk menggandeng saya. Susah maupun senang saya akan bersama Ahok untuk membumikan Indonesia," ungkap Djarot.

Mayjen (purn) Sunitro, kerabat Ahok, mengatakan, bila vonis terhadap Ahok jatuh setelah penetapan sebagai gubernur DKI, dirinya yakin Djarot Saiful Hidayat bisa menjalankan peran gubernur. Djarot mampu meneruskan program yang sudah dirancang Ahok untuk 5 tahun ke depan.

"Masih ada Pak Djarot yang memimpin dan itu tidak bisa diganggu gugat," kata Sunitro di hadapan pendukung Ahok-Djarot di Rumah Lembang.

Kepada warga yang berada di Rumah Lembang, Sunitro meyakinkan, agar tidak ragu memilih Ahok-Djarot

Mantan Duta Besar Iran itu mengaku akan tetap mendukung pasangan nomor urut dua itu dengan segala risikonya. (MTVN/OL-3)