Setiap Calon Mendapat Pengawalan 13 Polisi

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendapat tambahan pengawalan dari Polda Metro Jaya. Sebagai gubernur, Ahok telah mendapatkan pangawalan melekat dari 10 polisi.

Ketika resmi kembali mencalonkan diri, ia mendapatkan tambahan tiga pengawal sehingga jumlahnya menjadi 13 orang yang terdiri atas 12 pengawal dan 1 komandan. "Saya tidak tahu jumlah mereka, tapi total 12 orang, dibagi dua jadi 6-6," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Sesuai dengan ketentuan UU Pilkada, Polda Metro Jaya secara resmi mulai mengawal para pasangan calon kepala daerah sejak mereka ditetapkan KPU.

Selama ini Ahok sudah mendapatkan pengawalan dari 10 polisi dari berbagai kesatuan. Mereka secara bergantian mengawal Ahok dalam menjalankan berbagai tugas sebagai gubernur ataupun kegiatan pribadi. Para pengawal itu sudah mengawal sejak 2012 saat Ahok maju di pilgub DKI.

Ahok sempat mengirim surat ke Polda Metro Jaya, meminta para pengawal yang sudah ada selama ini agar tidak perlu diganti hingga Pilkada 2017. Hal itu diperbolehkan Polda Metro Jaya, tetapi penambahan personel tetap dilakukan.

Pendamping Ahok, Djarot Saiful Hidayat, meminta pengawalan terhadap dirinya agar tidak terlalu dekat. "Saya itu sudah ada yang ngawal setia, Allah SWT. Itu saya percaya betul. Namun karena ini aturan, jadi harus diikuti. Akan tetapi, saya bilang sama pengawal enggak usah terlalu dekat, diawasi saja, kita terima kasih juga," kata dia.

Djarot mengatakan ingin lebih leluasa ketika berdialog dengan warga saat kampanye nanti. "Cukup diawasi saja supaya kita bisa lebih bebas berdialog dengan warga," ujarnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan para calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan bertarung dalam Pilkada 2017 sudah mendapat pengawalan melekat dari kepolisian. "Setiap calon mendapat pengamanan melekat dari personel kita yang berjumlah 13 orang, yakni 12 personel yang melekat dan 1 komandan," jelas Awi. (Ssr/Deo/P-3)