Jelang Pilkada 2017, Ahok-Djarot Pertajam Visi Misi

BAKAL calon gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan dirinya dan pasangan wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat telah menyiapkan visi misi Pilkada 2017 yang lebih tajam.

Meski diakuinya masih sama seperti visi misi pada Pilkada sebelumnya, Ahok ingin programnya lebih terukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai acuan.

"Inti masih mirip cuma kita lebih pertajam sampe program jelas. Saya ingin setiap visi bisa terukur. Bagaimana mengukur visi itu salah satunya dari indeks pembangunan manusia," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (5/10).

Salah satu contoh tumbuhnya IPM warga DKI Jakarta adalah dengan tidak ada lagi pemukiman kumuh. Seluruhnya akan beralih lebih modern. Fasilitas kesahatan, bis-bis gratis, dan operasi pasar akan menjadi wujud nyatanya.

Contoh lainnya, birokrasi. Untuk menyederhanakan birokrasi itu, PNS terlebih dahulu harus diuji melalui sistem penilaian kinerja. Angka akan membuktikan kinerja perangkat kerja negeri sipil tersebut.

Dalam hal pendidikan, Ahok menargetkan angka warga putus sekolah setingkat SMA harus tetap di bawah 0,5%. Inflasi DKI Jakarta pun akan terus ditekan hingga di bawah inflasi nasional.

"Kenapa Jakarta pertumbuhan ekonomi di atas nasional? Karena pendistribusian sudah baik. Artinya, fungsi Pasar Jaya, Food Station ini mulai baik. Fungsi operasi pasar di RPTRA mulai baik," pungkasnya.

Februari 2017 mendatang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan menggelar pasar perkulakan. Diharapkan rantai pendistribusian akan lebih singkat dari produsen diupayakan langsung diterima pembeli akhir. Alhasil, harga akan menurun.

"UMP DKI jadi lebih murah dibanding Bekasi karena kita gunakan survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL)," ujar Ahok.

Untuk urusan transportasi, Pemprov juga akan terus menambah armada bis. Bagi warga DKI Jakarta yang mendaftarkan diri ke Bank DKI Jakarta akan gratis.

"Rusun makin banyak, sewa rusun Rp15 ribu sehari, kamu sewa di luar Rp600- Rp700 ribu. Sehingga KHL orang makin turun, walaupun gaji enggak tinggi banget, tapi simpannya makin banyak. Semua terukur," papar Ahok.

Kebutuhan gizi anak Jakarta juga ditargetkan dapat mengonsumsi daging 1,5 kg per bulan. Dibandingkan dengan anak Australia yang mengonsumsi daging 14kg setahun, Jakarta masih jauh tertinggal.

"Kalau Australia konsumsi daging berapa? 14 kilo setahun. Kalau dia 1,5 kg, walaupun kombinasi ayam, otomatis hampir mirip 15kg," ujarnya. (OL-3)