RS Harapan Bunda Dituntut Tanggung Jawab untuk Korban Vaksin sejak 2003

PIHAK Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda akan bertanggung jawab terhadap pasien yang menerima vaksin palsu pada periode Maret hingga Juni 2016. Namun, para orangtua yang mendatangi RS yang berlokasi Kramat Jati, Jakarta Timur, itu menolak keputusan tersebut. Warga meminta pihak RS tanggung jawab terhadap pasien yang divaksin sejak 2003.

Perdebatan itu terlontar saat pertemuan antara orangtua pasien dan pihak RS Harapan Bunda. Para orangtua geram dengan pernyataan pihak rumah sakit tersebut. Mereka menilai, hasil investigasi Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu menyatakan vaksin palsu sudah beredar sejak 2003.

"Kami mau RS Harapan Bunda tanggung jawab pada periode 2003. Siapa yang menjamin di luar itu vaksin yang diberikan asli," teriak Agus, salah seorang perwakilan orangtua saat pertemuan di RS Harapan Bunda

Para orangtua menilai, suster Irna dan dokter anak, Indra, yang saat ini sudah menjadi tersangka vaksin palsu bertugas lebih lama dari periode itu. Bahkan, kata Agus, ada beberapa warga yang melakukan vaksin palsu melalui jalur perawat dan dokter tersebut.

Seperti diberitakan, vaksin palsu di RS Harapan Bunda dilakukan di luar jalur resmi. Orangtua melakukan vaksin untuk anaknya melalui jalur perawat dan dokter kerap ditawari langsung oleh oknum tersebut. Alasan vaksin di RS Harapan Bunda kosong pun membuat warga percaya dan menuruti permintaan kedua oknum tersebut.

"Ini ada para orangtua yang membayar ke kedua orang itu (suster Irna dan dokter Indra) di luar periode Maret hingga Juni 2016. Apa jaminan kalian," teriak Agus.

Keresahan itu memang dialami para orangtua yang melakukan vaksin di luar periode tersebut. Bahkan di antaranya mengaku ada efek samping yang ditimbulkan setelah melakukan vaksin palsu tersebut. (OL-5)