Kafe Kopi Rasa Perpustakaan

DI Jalan Bangbarung, kini berganti menjadi Jalan H Sobarana, mudah ditemukan aneka kuliner untuk santap siang atau malam, juga tempat sekadar untuk berkumpul dan bercengkerama, berkonsep baik tradisional maupun kekinian. Pusat kecantikan dan butik-butik pun ada di sekitarnya.

Perubahan nama jalan itu merupakan bentuk penghargaan bagi salah satu mantan Wali Kota Bogor di era 1980-an. Dia juga pencetus dan pendiri Tugu Kujang, ikon Kota Bogor.

Di jalan yang panjangnya kurang lebih 1 kilometer itu, ada satu tempat yang sangat menarik. Baik secara konsep maupun suasananya.Namanya Cafe Book Baraya. Nuansa homy sudah terasa saat memasukinya. Penanda bahwa tempat tersebut kafe ialah ada tempat barnya.

Dari namanya bisa diartikan secara gamblang sebagai kafe kopi, rasa perpustakaan. Konsep mengajak membaca dan perpustakaan itu sudah mulai terlihat dan dirasakan sejak masuk ke sana.

Di dinding kaca pembatas teras depan, atau tepat di belakang satu set kursi pengunjung, tertulis 'I cannot live without books'. Kemudian salah satu dinding di dalam penuh dengan tulisan cat tentang filosopi membaca.

Ada beberapa bagian di kafe itu. Ada sudut khusus yang hanya satu meja kayu gantung dan satu kursi. Tentu dengan rak berisikan buku-buku di dindingnya. Ada juga ruang dengan konsep lebih santai. Sofa dengan bagian dindingnya ada rak penuh dengan aneka macam buku.

Nuansa belajar atau membaca bersama juga bisa dirasakan. Tentunya dengan menu-menu yang disediakan, pengunjung bisa santai sambil membaca bersama. Satu ruangan ini ada meja panjang besar dengan banyak kursi. Ruangan ini cocoknya untuk keluarga bersantai. Para orangtua bisa makan sambil mengajak anak mereka membaca.

Ruang utama, tepat di depan bar, disedikan slide besar. Konsep sang pemilik ialah pengunjung bisa mencecap kopi sambil berdiskusi atau menonton bersama.

Seperti malam itu, sang pengelola menyajikan suguhan menonton bersama Surat Kecil untuk Kartini. Suguhan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Setiap Sabtu, digelar semacam diskusi terbuka. Isunya mulai politik, hukum, hingga pendidikan atau soal kehidupan sehari-hari. Narasumber akademisi dan tokoh masyarakat Kota Bogor.

"Ada diskusi di sini, Mbak, di setiap Sabtu. Temanya beda-beda. Bisa isu apa saja. Kami hadirkan sumber-sumbernya. Ada dosen, ada anggota dewan atau sumber terkait. Di sini nongkrong sambil baca, nongkrong sambil diskusi," terang salah seorang pelayan saat Media Indonesia berkunjung ke sana, akhir pekan lalu.

Keberadaan kafe itu, diakui Farhan, salah satu mahasiswa Kota Bogor, menambah keunikan di kawasan tersebut. "Ini beda banget, koleksi bukunya banyak. Makanan dan minuman harganya terjangkau. Bisa buat belajar, bekerja, dan pendekatan sama calon pacar," ujarnya tergelak.

Satu lagi catatan Farhan, kafe kopi itu menghadirkan suasana baru menikmati kopi.