Polisi Ajak Semua Elemen Masyarakat Lawan Hoaks

KEPOLISIAN bersama tokoh agama dan masyarakat melakukan ikrar antiberita bohong (hoaks), kemarin. Pesan yang dikumandangkan ialah segala informasi bohong dan bermuatan SARA harus dicegah dan ditindak tanpa pandang bulu.

Polres Jakarta Barat menggelar ikrar yang disertai aksi simpatik di sejumlah titik keramaian di Jakarta Barat seperti lampu merah Slipi, Stasiun Beos, Jembatan Dua, Grogol, Kebon Jeruk, Cengkareng, Kembangan, Terminal Kalideres, Palmerah, dan polsek-polsek.

"Dengan ikrar ini menjadi bukti bahwa masyarakat sudah sadar dan kritis bahwa berita hoaks bisa memecah belah dan menghancurkan NKRI. Maka kami dan seluruh elemen masyarakat harus bersama mencegah dan memerangi ini," jelas Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi, kemarin.

Acara yang juga diinisiasi MUI Jakarta Barat tersebut melakukan sosialisasi antihoaks dengan membagikan baju kaus, stiker, bunga, serta membentangkan spanduk. Ketua MUI Jakarta Barat, Munahar Muchtar menegaskan, masyarakat harus menyadari bahaya berbagai jenis hoaks yang bisa membuat mereka terpecah belah. "Kami mendukung Polri dalam menegakkan hukum terhadap pelaku," ujar Munahar.

Di hari yang sama, Pores Bogor juga menggelar deklarasi antihoaks. Itu sekaligus dijadikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya hoaks.

"Hoaks dalam pandangan agama dikenal dengan istilah fitnah. Ini seringkali merugikan masyarakat. Kita tidak ingin terpecah belah atau saling curiga mencuriga karena hoaks tadi," kata Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Andi Mochamad Dicky Pastika Gading.

Polres Bogor pun melibatkan para wartawan untuk mendukung gerakan itu karena dinilai sebagai ujung tombak dalam penyebaran informasi yang kredibel dan valid. Saat ini, ia melihat banyak sekali pihak yang berusaha menggantikan pe-ran dari wartawan dalam menyebarkan informasi, sebagian besar ialah hoaks. "Nah dalam demokrasi jurnalis, pers itu, pilar keempat. Jadi kita harus memperkuat dan memberikan peran pada jurnalis," sambungnya. (Sru/DD/J-3)