Merawat Daya Tarik Berinvestasi di Bekasi

DINAS Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bekasi memastikan Kota Bekasi masih menjadi kota yang nyaman untuk berinvestasi.

Bahkan nilai investasi yang sudah masuk ke kota itu sudah hampir mendekati target yang dipatok dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018, yakni Rp10 triliun.

"Dari target Rp10 triliun, sudah tercapai Rp7,8 triliun. Bahkan mungkin lebih karena itu data triwulan 2017," kata Sekretaris DPMPTSP Lintong Dianto Putra Ambarita.

Para pengusaha yang terus berdatangan ke Kota Bekasi, mulai industri skala besar, menangah, hingga usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Investasi yang masuk kebanyakan para usahawan dalam negeri, jumlahnya mencapai 60% dari total investor.

Sisanya berasal dari luar negeri.

DPMPTSP mencatat investasi di sektor properti, ritel, dan jasa menjadi primadona para investor, dalam dan luar negeri.

Karena itu, pemerintah terus berupaya memberikan kenyamanan bagi investor yang ingin menanamkan modal ke Kota Bekasi.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, pertumbuhan investasi di wilayahnya selaras dengan pertumbuhan indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Bekasi.

Bahkan, Kota Bekasi meraih predikat IPM terbaik di Jawa Barat.

"IPM Kota Bekasi di atas angka 79 dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa dengan luas wilayah 210 ribu kilometer persegi. Padatnya luar biasa. Namun, predikat IPM terbaik kedua se-Jawa Barat merupakan sebuah prestasi," jelas dia.

Menurut Rahmat, para pengusaha tidak perlu mengkhawatirkan nilai investasi yang ditanam di Kota Bekasi.

Sebab, tugas pemerintah ialah memberikan perlindungan hukum dan kemudahan perizinan.

"Pengusaha dan investor tidak perlu mengkhawatirkan investasi yang ditananamkan di Bekasi, lantaran ada jaminan hukum. Sarana transportasi sedang kita bangun untuk memperlancar mobilitas barang dan orang," ucap politikus Golkar tersebut. (Gan/J-1)