Gantikan Fungsi Rawa-Rawa Tempat Parkir Air Diperbanyak

PEMERINTAH Kota Bekasi merampungkan proyek penanganan banjir di 49 titik langganan banjir dalam lima tahun terakhir.

Dinas terkait membangun sejumlah lahan parkir air atau kolam retensi (folder) di berbagai titik.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Tri Adhianto Tjahyono mengakui pihaknya belum bisa menyelesaikan masalah banjir di semua wilayah.

Namun, setidaknya upaya yang dilakukan saat ini bisa mencegah banjir masuk ke permukiman warga.

"Memang banjirnya masih tetap ada, tapi setidaknya air sudah tidak masuk rumah. Warga masih bisa beraktivitas, tinggal antrean air masuk ke saluran air saja. Begitu hujan selesai, air sudah masuk ke saluran," ungkap Tri, kemarin.

Ia menjelaskan, topografi Kota Bekasi berada di dataran rendah.

Adapun elevasi atau tingkat kemiringan topografi Kota Bekasi ke laut hanya sekitar 2 derajat atau 27 meter.

Bahkan, asal mula Kota Patriot tersebut adalah rawa.

Namun, kata Tri, seiring perkembangan zaman, rawa-rawa yang menjadi tempat parkir air tersebut telah berubah jadi kawasan permukiman.

Untuk itu, pembuatan kolam retensi merupakan upaya mengganti tempat parkir air alami yang kini telah hilang tersebut.

"Wajar kalau Kota Bekasi banjir karena dulunya banyak rawa. Karena rawa itu adalah tempat tampungan air. Nah sekarang air mencari rumahnya sehingga kami buatkan kolam retensi atau folder," jelas Tri.

Saat ini, lanjut dia, sejumlah folder telah dibangun di Kota Bekasi, yakni folder Aren Jaya, Danita, Pengasinan, Galaxy, Kali Mati, Rawa Pasung, IKIP, Bendung Koja, Perumahan Pondok Mitra Lestari (PML), dan Villa Indah Permai (VIP).

Pembangunan satu folder menelan anggaran Rp30 miliar hingga Rp45 miliar.

Sebelum ada penanganan tersebut, banjir kerap mengepung permukiman penduduk.

Tinggi banjir tak jarang hingga lebih dari 1,5 meter.

Daerah yang menjadi langganan banjir di antaranya Pondok Gede Permai. (Gan/J-1)