Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Ada Dalang Penggerak Persekusi

Putri Anisa Yuliani
02/6/2017 10:10
Ada Dalang Penggerak Persekusi
(Dokter Fiera Lovita (kedua dari kiri) didampingi Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfi nawati (kedua dari kanan) memberikan keterangan pers di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat---MI/Susanto)

NEGARA dan aparat hukum diminta terlibat untuk menyelidiki lebih dalam dalang penggerak aksi persekusi. Aksi tersebut lebih buruk daripada pola main hakim sendiri karena lebih sistematis dan terorganisasi dalam melakukan pembingkaian 'pelaku' pada orang yang menjadi korban.

"Negara harus mewaspadai persekusi ini dan melakukan investigasi mendalam terhadap aktornya, bukan pada akun-akun yang bergerak di lapangan, melainkan siapa penggerak mesin karena terbukti ada gerakan masif di mana-mana dalam waktu singkat," kata Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati dalam konferensi pers di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, kemarin (Kamis, 1/6).

Asfin menyebut para aktor dan mesin mereka sudah memiliki target, yakni pihak yang berbeda pendapat. Mereka kemudian melakukan ajakan dengan bentuk pembingkaian menjadikan target sebagai pelaku berdasarkan persepsi mereka sendiri.

Di sejumlah kasus, terdapat gerakan massa menjemput paksa korban ke suatu tempat untuk dipaksa meminta maaf. "Aktor tidak lagi melihat apa itu benar salah, tetapi sesuai dengan persepsi mereka atau tidak," ujar Asfin.

Kasus persekusi, menurut Asfin, sudah terjadi sejak akhir 2016 tetapi mulai masif pada periode April hingga Mei. Dalam kurun waktu Januari hingga Mei 2017 sudah ada 59 kasus persekusi.

Warga Kota Solok, Sumatra Barat, yang menjadi korban persekusi, Fiera Lovita atau Lola, menyatakan gerakan pengikut organisasi massa tertentu yang melakukan persekusi sudah sangat merugikannya. Lola berprofesi sebagai dokter di rumah sakit umum daerah setempat.

Lola mengaku tidak hanya menderita kerugian materi karena harus mengungsi ke Jakarta demi keamanan serta meninggalkan sementara pekerjaannya. Keluarga dan anak-anaknya pun mendapat tekanan psikis dan mengalami trauma.

Lola menjadi korban persekusi akibat pernyataannya di akun Facebook miliknya yang menyindir seorang ulama. "Dari konsultasi dengan LBH Kota Solok, saya mengetahui unggahan saya sama sekali tidak menyinggung (nama). Bahkan lebih banyak lagi yang lebih parah," ujar Lola yang hadir dalam konpers YLBHI.

Di kesempatan terpisah, Direktur Lembaga Bantuan Hukum Pers (LBH Pers) Padang Roni Saputra mengatakan Lola mengalami intimidasi dengan datangnya massa ke kediaman dan tempat kerjanya. Ia dipaksa menandatangani pernyataan maaf yang masih berlanjut dengan bully di dunia maya.

Roni menyayangkan pihak penegak hukum yang lebih banyak diam. Malahan ada yang berusaha menutupi kejadian tersebut dengan alasan sudah diselesaikan secara damai.

Pelaku ditangkap
Persekusi juga dialami pelajar berusia 15 tahun berinisial PMA, di Cipinang Muara, Jakarta Timur, Selasa (30/5) malam, sehubungan dengan perkataannya di media sosial. Korban disebut-sebut telah melakukan penghinaan terhadap ulama dan organisasi Islam.

Dalam video yang beredar di dunia maya, PMA terlihat dikerumuni warga dan dua di antaranya melayangkan pukulan ke kepala dan pipi bocah itu.

Kemarin, Polres Jakarta Timur menangkap dua orang yang diduga pelaku aksi persekusi tersebut, salah satunya anggota Front Pembela Islam (FPI). "Dua orang sudah ditangkap," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo

Mereka, kata Andry, dalam rekaman video terlihat menampar korban. Kasus itu telah diambil alih oleh Polda Metro Jaya.

Perwakilan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Astari Yanuarti menyatakan pihaknya mengupayakan edukasi kepada para netizen agar lebih mengontrol apa yang disampaikan di media sosial. Berbagai pihak diimbau saling menahan diri. (YH/Mal/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya