Polisi Inggris Tahan Tujuh Orang

POLISI menahan tujuh orang dalam penggerebekan besar-besaran pascaserangan di luar gedung parlemen Inggris. Ketujuh orang itu diduga terkait de­ngan aksi terorisme yang menewaskan empat orang pa­da Rabu (22/3).

Kepala Polisi Metropolitan, Mark Rowley, mengatakan po­lisi menggeledah enam rumah, termasuk di pusat Kota Bir­mingham. Rowley juga menyebutkan pelaku diduga bertindak sendirian.

Namun, sejauh ini Rowley me­nolak merinci pelaku yang belum diketahui nama atau kebangsaannya tersebut. Pelaku memulai aksinya dengan menabrak pejalan kaki dengan kendaraan SUV di jembatan Westminster sebelum menab­rak gerbang gedung parlemen dan menikam seorang polisi. Ia kemudian ditembak mati oleh polisi.

Keempat korban tewas itu ialah pelaku, polisi, dan dua warga sipil. Selain mereka, tercatat 29 orang terluka dan dirawat inap, 7 di antaranya kri­tis.
Gedung Parlemen, Jembatan Westminster, dan beberapa ja­lan di sekitar lokasi masih ditutup dengan sejumlah petugas bersenjata.

PM Inggris Theresa May mengutuk serangan dengan me­nye­butnya sebagai ‘serangan teroris gila dan bejat’. “Penduduk London dan pengunjung akan bergerak maju bersama, tidak pernah menyerah pada teror,” ujar May.

Sejumlah pemimpin dunia juga mengutuk serangan di pusat London tersebut. Terma­suk Presiden Prancis Francois Hollande, Presiden AS Do­nald Trump, PM Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Ange­la Merkel.

Indonesia juga mengutuk aksi tersebut. “Pemerintah juga menyampaikan dukacita mendalam kepada pemerintah dan rakyat Inggris, khususnya kepada korban dan keluarga korban,” kata Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir di Jakarta, kemarin.

Kedubes RI mengimbau WNI mengikuti anjuran kepolisian Inggris dan menghindari ka­was­an Parliament Squre, Whi­tehall, Westminster dan Lambeth Bridge, Victoria Street, hingga perempatan Broadway, dan Victoria Embankment. (AP/AFP/Ihs/X-5)