Siap Berunding, Oposisi Suriah Bentuk Delegasi Baru

KELOMPOK oposisi Suriah mengumumkan pembentukan delegasi untuk menghadiri babak baru pembicaraan damai yang disponsori PBB di Jenewa, Swiss, pada 20 Februari mendatang.

Kelompok oposisi setidaknya akan mengirimkan 10 anggota ke dalam delegasi pembicaraan damai tersebut, termasuk di dalamnya kepala delegasi yang baru Nasr al-Hariri dan kepala negosiator kelompok oposisi Mohamed Sabra yang menggantikan Mohamed Alloush.

Komite Tinggi Negosiasi yang yang telah mewakili oposisi dalam pembicaraan damai sebelumnya menyebut bahwa anggota delegasi yang ada sangat terbuka. Di dalamnya, kata mereka, terdapat perwakilan pertama kalinya dari dua kelompok oposisi tambahan yang dikenal secara informal sebagai kelompok Moskow dan kelompok Kairo. Namun, perwakilan dari kedua kelompok itu membantah mereka merupakan bagian dari delegasi.

Pada masa lalu, anggota Komite Tinggi Negosiasi telah menentang masuknya kelompok oposisi saing­an di dalam delegasinya dan menyebut anggota koalisi yang terlalu ‘luwes’ dengan pemerintah Suriah.

Secara terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memastikan tentara Turki telah memasuki benteng kelompok Islamic State (IS) di Al-Bab, Aleppo, dan akan segera mengendalikan kota yang menjadi benteng terakhir IS di wilayah tersebut.

Berbicara di Istanbul, Minggu (12/2) waktu setempat, Erdogan mengatakan bahwa kota tersebut kini sudah dikepung dari segala arah. “Pasukan kami sudah memasuki pusat kota,” kata dia. Erdogan pun menambahkan akan segera me­nguasai kota sepenuhnya. “Hanya masalah waktu. Pasukan IS juga sudah mulai meninggalkan Al-Bab,” tambah Erdogan.

Menurut kelompok Pemantau untuk Hak Asasi Manusia Suriah, pasukan Turki dan pasukan pemberontak yang menjadi sekutunya memasuki Kota Al-Bab untuk pertama kalinya pada Sabtu (11/2). Pasukan Turki tersebut masuk dari arah barat dan dengan cepat menguasai kota tersebut meskipun sempat diwarnai perlawanan sengit dari pasukan IS.

Dalam bentrokan itu, seorang tentara Turki tewas dan dua orang tentara lainnya terluka. Setidaknya sampai saat ini sudah 67 tentara Turki yang tewas sejak operasi dimulai pada Agustus tahun lalu dengan menargetkan IS dan milisi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi. (AFP/Ths/I-1)