Trump Batalkan Ancaman Mendakwa Clinton

PRESIDEN terpilih Amerika Serikat Donald Trump, Selasa (22/11), membatalkan rencananya untuk mendakwa rival politiknya Hillary Clinton. Trump menyebut melakukan hal itu hanya akan memecah belah bangsa.

Dalam pertemuan dengan staf redaksi New York Times, Trump membatalkan retorika 'lock-her-up' yang dia ungkapkan selama kampanye.

"Saya tidak ingin menyakiti keluarga Clinton," ujar Clinton seperti dikutip New York Times. "Dia telah melalui banyak hal dan menderita."

Setelah FBI menyelidiki keputusan Clinton menggunakan server surel pribadi saat menjabat sebagai menteri luar negeri, departemen kehakiman AS memutuskan bahwa tidak ada dakwaan yang akan diajukan kepada kandidat presiden Partai Demokrat itu.

Namun, masalah itu memicu kemarahan Partai Republik dan disebut sebagai salah satu faktor kekalahan Clinton dari Trump di Pemilihan Presiden AS 2016.

Dalam salah satu debat kandidat Presiden AS, Trump mengatakan Clinton akan dipenjara jika dia menang dalam Pemilu AS.

Kini, miliarder itu ditagih oleh para pendukungnya yang memandang janji itu dengan serius.

Laman daring sayap kanan Breibart menuding Trump ingkar janji. Hal itu merupakan bukti pertama dari pecahnya koalisi Partai Republik, golongan kelas menengah, dan kelompok sayap kanan. (AFP/OL-3)