AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp120 Triliun ke Israel

AMERIKA Serikat mengumumkan persetujuan penjualan senjata senilai lebih dari US$7,4 miliar (setara Rp120 triliun) kepada Israel. Penjualan ini mencakup bom, rudal, dan peralatan terkait.

Penyediaan senjata kepada sekutu terdekat Washington di Timur Tengah ini melanjutkan kebijakan AS sebelumnya. Israel selama ini menggunakan senjata buatan Amerika dengan efek yang menghancurkan selama perang di Gaza.

Menurut Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA), Departemen Luar Negeri telah menandatangani penjualan bom, peralatan pemandu, dan sekering senilai US$6,75 miliar, serta rudal Hellfire senilai US$660 juta.

Baca juga : Lebih dari 38.000 Anak Palestina Jadi Yatim Akibat Perang di Gaza

Penjualan rudal ini, menurut DSCA, akan meningkatkan kemampuan Israel dalam menghadapi ancaman saat ini dan di masa depan, serta memperkuat Angkatan Udara Israel untuk mempertahankan perbatasan, infrastruktur vital, dan pusat populasi.

"(Penjualan ini) bertujuan meningkatkan kemampuan Israel menghadapi ancaman saat ini dan di masa mendatang, memperkuat pertahanan dalam negeri, serta berfungsi sebagai pencegah ancaman regional," ujar DSCA dalam pernyataannya.

Israel melancarkan serangan besar-besaran di Gaza pada Oktober 2023 sebagai respons atas serangan Hamas. Perang ini menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan banyak penduduk mengungsi. Namun, gencatan senjata telah diberlakukan sejak bulan lalu, memungkinkan pembebasan sandera yang ditawan Hamas.

Meskipun Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan bom dan rudal tersebut, transaksi ini masih memerlukan persetujuan Kongres. (Z-10)