Putra Mantan Presiden Brasil Carlos Bolsonaro Diselidiki Polisi Terkait Dugaan Penyadapan Ilegal

POLISI di Brasil melakukan penggeledahan di rumah dan kantor anak mantan presiden Jair Bolsonaro, yakni Carlos, seiring dengan penyelidikan terhadap tuduhan penyadapan ilegal yang semakin mendekati lingkaran dalam pemimpin sayap kanan tersebut.

Penyelidikan ini melibatkan tuduhan agen mata-mata negara Brasil, yang secara ilegal mengumpulkan intelijen dan melacak data geolokasi ratusan orang yang dianggap sebagai lawan Jair Bolsonaro selama masa kepresidenannya tahun 2019-2022.

Polisi federal menyatakan telah melaksanakan sembilan surat perintah penggeledahan dan penyitaan dalam fase terbaru penyelidikan terhadap "organisasi kriminal yang dibentuk di Badan Intelijen Brasil (Abin) untuk memantau secara ilegal pejabat publik dan lainnya."

Baca juga: Lula Menegaskan Tidak Ampuni Penyerang 8 Januari 

Penggeledahan ini disetujui Alexandre de Moraes, hakim Mahkamah Agung dan ketua pengadilan pemilihan, yang juga disebut sebagai target penyadapan. Keputusannya menyebut Carlos Bolsonaro, seorang anggota dewan kota Rio de Janeiro dan anak kedua dari empat anak Bolsonaro, sebagai target penyelidikan.

Kamis lalu, polisi juga menggeledah rumah dan kantor mantan kepala intelijen Bolsonaro, Alexandre Ramagem, yang kini menjadi anggota parlemen untuk Partai Liberal mantan presiden.

Baca juga: Masih Terpecah, Brasil Memperingati Hari Jadi Kerusuhan 8 Januari

Polisi menyatakan bahwa mereka sekarang beralih pada "inti politik" dugaan cincin penyadapan dalam negeri ini, mengidentifikasi "penerima utama dan pihak yang diuntungkan dari informasi yang diproduksi secara ilegal di dalam Abin melalui operasi rahasia."

Pengejaran

Rumah Carlos Bolsonaro dan kantor di Balai Kota Rio diperiksa dalam penggeledahan tersebut. Polisi mengatakan mereka juga menyasar alamat di ibu kota, Brasilia, kota Formosa yang dekat, kota Salvador di timur laut, dan kota resor Angra dos Reis, 150 kilometer (95 mil) sebelah barat Rio.

Globo News TV menunjukkan mantan presiden, 68, dan Carlos Bolsonaro, 41, di luar sebuah rumah di Angra dos Reis ketika petugas federal pergi.

Penyelidik mengklaim Abin menggunakan perangkat lunak pengawasan buatan Israel yang dikenal sebagai FirstMile, yang melacak data geolokasi ponsel, dan pengumpulan intelijen lainnya untuk melakukan penyadapan ilegal terhadap tokoh, termasuk hakim Mahkamah Agung, mantan ketua DPR, dan gubernur sebuah negara bagian.

Putusan Moraes yang memberi izin untuk penggeledahan tersebut menyebutkan pesan WhatsApp yang dikirim oleh ajudan Carlos Bolsonaro pada Februari 2020 kepada asisten Ramagem, yang saat itu menjabat sebagai direktur Abin, meminta informasi mengenai penyelidikan "yang melibatkan presiden dan tiga putranya."

Bolsonaro membantah adanya kelalaian oleh keluarganya. "Tidak ada dari tiga putra saya yang akan pernah melakukan permintaan seperti itu. Dan jika mereka melakukannya, Mr. Ramagem pasti akan menolaknya sepenuhnya," katanya kepada CNN Brasil.

Ia mengatakan bahwa Carlos akan menjalani pemeriksaan oleh polisi pada Selasa. "Saya tidak pernah menerima informasi geolokasi tentang siapa pun. Saya tidak pernah membutuhkan, meminta, atau menerima laporan dari Abin," kata mantan presiden itu, mengecam penyelidikan ini sebagai "pengejaran."

Bolsonaro menghadapi masalah hukum yang semakin meningkat sejak kalah dalam pemilihan yang kontroversial melawan veteran kiri, Luiz Inacio Lula da Silva pada 2022.

Pada Juni, pengadilan pemilihan melarang mantan kapten angkatan darat ini untuk mencalonkan diri dalam jabatan publik selama delapan tahun karena tuduhan penipuan yang tidak terbukti terkait sistem pemilihan Brasil. Dua dari tiga putra Bolsonaro juga disebutkan dalam dokumen pengadilan dalam kasus penyadapan ilegal ini.

Penyelidik mengklaim penyadapan ini bertujuan untuk membantu putra Bolsonaro, Flavio, seorang senator, menghindari penyelidikan korupsi, dan membantu putra lainnya, Jair Renan, dalam penyelidikan pedagang pengaruh. (AFP/Z-3)